Kasus Pemerasan Bermotif Penyebaran Foto Bugil Korban Terbongkar

Kamis, 12 April 2018 20:02 WIB

Ilustrasi narapidana/tahanan/penjara. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Bandung - Kepolisian Resor Kota Besar Bandung mengungkap jaringan pelaku pemerasan yang melibatkan narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan Jelekong, Kabupaten Bandung, bermotif foto dan video bugil korban. “Awalnya laporan masyarakat, dia diperas. Senjata pemerasannya adalah pelaku memiliki foto dan video korban pada saat tidak berbusana,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Bandung Komisaris Hendro Pandowo di Bandung, Kamis, 12 April 2018.

Awalnya, polisi menerima laporan korban pemerasan pada 6 Maret 2018. Korban diminta mengirimkan uang. Jika menolaknya, pelaku mengancam akan menyebarkan video korban saat tanpa busana. “Kita melakukan penyelidikan, pemeriksaan saksi-saksi, sehingga bisa mengidentifikasi pelaku. Berturut-turut pelakunya tertangkap,” ujar Hendro.

Polisi selanjutnya mencokok empat pelaku pemerasan yang semuanya penghuni Lapas Jelekong, Kabupaten Bandung. “Dia penghuni, warga binaan LP di situ. Ada napi kasus narkoba, kasus kejahatan perlindungan anak, serta napi kasus pencurian dengan pemberatan,” ucap Hendro.

Pelaku berinisial I, 25 tahun, napi kasus perlindungan anak, misalnya, mengincar korban secara acak lewat media sosial Facebook, Meet Me, WhatsApp, Grindr, Friend Club, hingga Instagram. Pelaku menggunakan identitas palsu merayu korban melakukan video sex via media sosial, yang selanjutnya direkam rekannya sesama penghuni lapas. Foto dan video korban tersebut yang dijadikan modal memeras korban dengan ancaman akan menyebarkannya via Internet.

Baca juga: Aspekam Laporkan Pemerasan Polisi

Advertising
Advertising

Dalam penelusuran tersebut, polisi menyita enam telepon seluler pelaku serta sejumlah kartu anjungan tunai mandiri, yang digunakan untuk menampung duit transfer dari korban. “Dari hasil barang bukti yang kita sita, ada enam handphone. Di situ ada foto dan video perempuan tidak menggunakan busana. Kurang-lebih 89 orang,” tutur Hendro.

Hendro mengatakan puluhan korban itu diduga berasal dari sejumlah daerah yang tersebar di Indonesia. Praktik pemerasan pelaku diduga sudah dilakukan sejak 2016. Polrestabes Bandung, kata dia, masih menerima laporan pengaduan korban pemerasan yang dilakukan jaringan pelaku pasca-kasus itu diungkap polisi. “Jika ada korban yang merasa pernah menjadi korban pemerasan ini, silakan datang ke SPT Polrestabes Bandung,” katanya.

Hendro menuturkan polisi masih mengumpulkan keterangan saksi. Saksi yang ditanyai polisi tidak sebatas napi, tapi juga petugas Lapas Jelekong. “Saksi sudah 14 orang diperiksa, termasuk petugas, warga binaan, dan korban,” ujarnya.

Menurut Hendro, dari penelusuran sementara, jaringan napi Lapas Jelekong ini sudah mengumpulkan ratusan juta rupiah dari praktik pemerasan ini. “Nominalnya sampai Rp 500 juta dari total semuanya. Masih dikalkulasi,” ucapnya.

Hendro berujar polisi sementara menerapkan Pasal 369 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Pasal 48 Undang-Undang 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) untuk menjerat pelaku. “Kita lakukan proses penyelidikan, melanggar Pasal 369 KUHP pasal pemerasan, dan Undang-Undang ITE,” kata dia.

Berita terkait

Dugaan Bendesa Adat Memeras Pengusaha Rp 100 Miliar, Kejati Bali Akan Periksa 10 Saksi dalam Sepekan

12 jam lalu

Dugaan Bendesa Adat Memeras Pengusaha Rp 100 Miliar, Kejati Bali Akan Periksa 10 Saksi dalam Sepekan

Penyidik Kejati Bali telah memeriksa dua saksi kasus dugaan pemerasan oleh bendesa adat Berawa itu pada Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

15 jam lalu

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

Dugaan pembelian senjata oleh ajudan itu diungkap ke persidangan oleh kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, namun jaksa KPK bilang tidak ada.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

23 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

JPU KPK mendakwa Syahrul Yasin Limpo dan komplotannya menerima uang dari pungutan di Kementan mencapai Rp 44,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

2 hari lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

2 hari lalu

Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

Kejati Bali akan mengembangkan penyidikan perkara tersangka berinisial KR, Bendesa Adat yang memeras investor agar mendapat rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

2 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

3 hari lalu

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

Seorang Bendesa Adat Berawa di Bali berinisial KR diduga memerasa pengusaha demi memberikan rekomendasi izin investasi

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

4 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

5 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

9 hari lalu

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya