Novel Baswedan dan Obrolan dengan Kolega di KPK

Kamis, 12 April 2018 09:47 WIB

Penyidik senior KPK Novel Baswedan, didampingi wakil ketua KPK Laode M. Syarief (kanan) dan wakil ketua wadah pegawai KPK Harun Al Rasyid, tiba di gedung KPK, Jakarta, 22 Februari 2018. Novel tiba di gedung KPK setelah menjalani perawatan selama 10 bulan di Singapura. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Novel Baswedan masih sering berkomunikasi dengan koleganya di Komisi Pemberantasan Korupsi ketika menjalani perawatan mata di Singapura. Obrolan soal kondisi kesehatan, pekerjaan, sampai penanganan kasus perkara korupsi tak lepas dari penyidik senior lembaga antirasuah itu.

"Kadang kala kita bicara terkait hal-hal semangat untuk perjuangan pemberantasan korupsi ke depan," kata Novel saat ditemui Tempo di rumahnya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta pada Jumat, 6 April 2018. Suksesi kepengurusan Wadah Pegawai KPK pun masih menjadi tanggung jawab Novel.

Baca: Sebagai Pengingat Kasus Novel Baswedan, Diluncurkan Tiktoknovel

Namun, obrolan sesama kolega di lembaga antirasuah tak bisa berlangsung lama di masa pemulihan. Mendapatkan luka akibat serangan subuh hari pada 11 April 2017, Novel harus menjalani perawatan intensif untuk memulihkan penglihatannya. Siraman air keras dari dua orang tak dikenal membuat Novel harus mengimplan total mata kirinya dan memakai hard lens untuk mata kanannya.

Novel harus berfokus untuk memulihkan pertumbuhan selaput matanya. Pembicaraan seputar pekerjaan dikhawatirkan mengganggu kesehatan, psikologis, dan kondisi matanya. "Walaupun dokter juga bilang tidak serta-merta masalah psikologis yang dilihat," ujar Novel, laki-laki kelahiran Semarang, 40 tahun lalu itu. Alhasil, ia pun tak lagi harus membuat keputusan penting dalam pengusutan perkara korupsi.

Advertising
Advertising

Pada Oktober 2015, mobil yang ditumpangi Novel dan penyidik lain masuk ke sungai saat pengecekan fisik proyek e-KTP di perbatasan Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. TEMPO/Amston Probel

Novel adalah penyidik KPK yang kerap menangani kasus-kasus korupsi besar. Ia pernah menangani kasus korupsi pengadaan simulator kemudi kendaraan roda dua dan roda empat pada 2003-2010 dan 2010-2012 yang merugikan negara Rp 121,8 miliar. KPK menjerat Kepala Korps Lalu Lintas Inspektur Jenderal Djoko Susilo dalam kasus ini.

Novel juga memimpin pengusutan kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik di Kementerian Dalam Negeri pada 2011-2012. Kerugian negaranya mencapai Rp 2,3 triliun. Pada saat menangani kasus inilah, Novel mendapatkan teror penyiraman air keras seusai salat subuh di masjid dekat rumahnya tepat setahun lalu. Serangan itu tak lama setelah Novel menandatangani Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan untuk Setya Novanto.

Aktivis HAM melakukan aksi damai setahun penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan di depan Istana Merdeka, Jakarta, 11 April 2018. Novel disiram dengan air keras selepas ia melaksanakan salat subuh di masjid dekat rumahnya. TEMPO/Subekti.

Kepada Tempo, Novel sumringah membicarakan kasus-kasus korupsi yang pernah ditanganinya. Bagi dia, pengusutan kasus korupsi hingga mengejar dugaan tindak pidana pencucian uangnya adalah sebuah tantangan. Ia pun menduga teror atas dirinya akibat penanganan kasus korupsi di KPK. "Saya kok khawatirnya begitu," ujar Novel. Setahun berlalu, Novel tinggal menunggu waktu untuk memulihkan penglihatannya sebelum kembali bekerja.

Baca: Jokowi Bentuk TGPF Novel Baswedan Jika Kapolri Angkat Tangan

Pengungkapan kasus penyerangan Novel Baswedan pun menjadi tantangan yang harus diselesaikan kepolisian. Banyak pihak telah mendorong kepolisian untuk segera menyelesaikan kasus tersebut. Misalnya dari Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Ketua MPR Zulkifli Hasan. Keduanya berharap polisi bisa segera menyelesaikan kasus Novel.

Namun Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pemerintah tak akan memberi tenggat waktu kepada kepolisian untuk menyelesaikan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan. Meski satu tahun berlalu tanpa mengungkap pelaku, Kalla yakin kepolisian bisa menyelesaikan kasus ini dengan bekerja keras. "Pemerintah tidak memberi batas waktu. Yang penting harus cepat," kata dia.

Baca: 10 Bulan di Singapura, Cara Novel Baswedan Obati Rindu pada Anak

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

8 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

9 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

10 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

22 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

52 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

52 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

53 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

53 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

54 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

55 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya