Airlangga Hartarto Dinilai Tak Bisa Dongkrak Elektabilitas Jokowi

Jumat, 23 Maret 2018 17:49 WIB

Presiden Jokowi (kedua kanan) berjabat tangan dengan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (tengah) disaksikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan), Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito (kedua kiri) dan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius dalam peresmian PT Kalbio Global Medika di Cikarang, Bekasi, 27 Februari 2018. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 hanya sedikit dipengaruhi oleh tokoh dari koalisi partai pendukungnya. Ia melihat faktor calon wakil presiden nantinya tidak akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi elektabilitas Jokowi pada pemilihan presiden 2019.

"Menurut saya tidak karena kalau kita lihat survei tidak ada satupun nama yang bisa mengangkat nama Jokowi dengan sangat tinggi," ujar Yunarto di sela-sela rapat kerja nasional Partai Golkar, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat 23 Maret 2018. Yunarto menilai elektabilitas Jokowi lebih dipengaruhi pada kinerjanya selama pemerintahan periode 2014-2019.

Baca juga: JK: Golkar Perlu Cari Kader untuk Bantu Jokowi di Pilpres 2019

Yunarto pun berpendapat faktor loyalitas selama lima tahun pemerintahan periode kedua dan perbaikan manajemen pemerintahan akan menjadi kekuatan untuk Jokowi. Faktor kinerja itu, kata Yunarto, lebih berpengaruh dibandingkan calon wakil presiden.

Menurut Yunarto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yang digadang-gadang bakal menjadi cawapres Jokowi, tidak mampu memberikan dampak elektoral dalam pemilu. "Harus diakui Airlangga bukan sosok yang kuat secara elektoral," ujar Yunarto.

Advertising
Advertising

Airlangga, kata dia, berbeda dengan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sudah memiliki modal elektoral.

Baca juga: Soal Deklarasi Capres, Prabowo: Nanti, Kita Lihat Dukungan

Meski begitu, Yunarto memastikan siapapun yang menjadi cawapres akan memberikan bonus elektoral bagi partai politik asal calon wakilnya. Sebab, kata dia, karakter pemilih saat ini mengutamakan calon presiden pilihannya. "Pilihan legislatifnya akan terpengaruh pada pilihan capres dan cawapresnya," kata dia.

Yunarto memprediksi partai politik yang menempatkan kadernya sebagai cawapres akan mendapatkan limpahan elektoral yang signifikan. "Makanya jangan-jangan pertarungan terbesar 2019 bukan diperebutan presiden, tapi diperebutan calon wakil presiden," kata Yunarto.

Berita terkait

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

12 hari lalu

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

Sengketa Pilpres 2024 tengah dibacakan MK. Pada PHPU 2019, putusan MK menolak seluruh permohonan Prabowo - Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

13 hari lalu

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

MK akan membacakan putusan sengketa Pilpres 2024 pada Senin, 22 April 2024. Seperti apa putusan MK terkait sengketa Pilpres 2014 dan 2019?

Baca Selengkapnya

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

47 hari lalu

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Di Pilpres 2014, KPU melakukan rekapitulasi suara pada sore hari, sementara Pilpres 2019 rekapitulasi suara dilakukan pada waktu dini hari.

Baca Selengkapnya

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

20 Februari 2024

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

Yusril Ihza Mahendra pada Pilpres 2019 bela Jokowi, dan pada Pilpres 2024 menjadi tim hukum Prabowo. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

Pilpres 2024 tampaknya akan disengketakan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sengketa Pilpres terjadi juga pada Pilpres 2019, seperti apa?

Baca Selengkapnya

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

Yusril Ihza Mahendra pimpin tim pembela Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 untuk hadapi sengketa di MK. Pilpres 2019, ia kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

18 Februari 2024

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Kilas balik rivaitas Prabowo dan Jokowi saat Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Akhiornya, kompetitor jadi kolaborator.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

6 Februari 2024

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

Mahfud Md fokus menjaring suara di Jawa Timur. Masyarakat di sana sekarang merindukannya sebagai cawapres yang sempat gagal dipilih Jokowi pada 2019.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Ganjar Ungkap Status Persahabatannya dengan Jokowi

15 Januari 2024

Prabowo-Ganjar Ungkap Status Persahabatannya dengan Jokowi

Prabowo sebut dua kali menjadi rival Jokowi. Namun, Prabowo mengaku mereka tak pernah saling membenci. Bagaimana persahabatan Ganjar dan Jokowi?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkit Ucapan Jokowi saat Debat Capres 2019: Persahabatan Kita Tidak Akan Putus

15 Januari 2024

Prabowo Ungkit Ucapan Jokowi saat Debat Capres 2019: Persahabatan Kita Tidak Akan Putus

Prabowo Subianto mengungkit kembali ucapan rivalnya pada debat pilpres 2019, Joko Widodo atau Jokowi.

Baca Selengkapnya