Satgas Pangan Polri Pastikan Tak Ada Telur Palsu Beredar di Pasar

Reporter

Tempo.co

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 16 Maret 2018 16:07 WIB

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Setyo Wasisto datang ke rumah duka di Jalan Condet, Pejaten, Jakarta Selatan, 14 Desember 2017. Jenazah AM Fatwa akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Magang-TEMPO/ Naufal Dwihimawan Adjiditho

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Tugas Pangan Polri Irjen Setyo Wasisto menegaskan tidak ada telur palsu sebagaimana yang sempat beredar melalui video viral di media sosial. Keberadaan telur yang dianggap sebagai telur palsu ini telah diuji di beberapa wilayah, salah satunya Sumbawa.

"Tidak ada namanya telur palsu," kata Setyo saat ditemui di gedung Humas Polri, Jakarta, Jumat, 16 Maret 2018.

Beberapa jenis telur memang akan terlihat lebih cair atau terdapat bakteri di dalamnya saat disimpan terlalu lama. Terlebih, jika ada keretakan di cangkang telurnya, bakteri atau jamur akan lebih mudah masuk. Namun keberadaan telur palsu tidak dimungkinkan. Pasalnya, secara harga saja, pembuatan telur palsu bisa lebih tinggi dari telur asli.

Baca juga: Dewan Pers: Fenomena Baru Portal Berita Palsu

"Komponennya jelas, kuning telur, putih telur, dan cangkang. Kalau mau dipalsukan, berapa biayanya?" ujar Setyo.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, terdapat video seorang perempuan berbaju merah, yang menjelaskan keberadaan telur palsu. Ia menyebutkan ciri-cirinya, antara lain cangkangnya cenderung lebih keras, teksturnya seperti jeli sehingga tidak mudah terhambur, serta kuning dan putihnya tidak menyatu.

"Kalau ragu-ragu, tolong jangan mengunggah di media sosial," ucap Setyo, yang juga merangkap sebagai Kepala Divisi Humas Polri.

Setyo mengingatkan mengunggah atau menyebarkan berita palsu di sosial media dapat menjadi kasus tersendiri, yakni pelanggaran terhadap Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta pelakunya bisa terkena hukuman maksimal enam tahun penjara dan denda Rp 1 miliar. "Pikir dulu, baru sharing. Jangan sharing dulu, baru pikir," tuturnya.

Setyo mengatakan penyebaran konten palsu ini berdampak secara luas, terutama kepada para penjual dan peternak. Selain itu, kata dia, konsumen menjadi ikut ragu-ragu untuk mengkonsumsi telur.

"Kalau ragu-ragu (apakah suatu barang palsu atau tidak), silakan lapor ke dinas terkait atau polisi," katanya.

FADIYAH

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

2 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

14 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya