Buruh Migran Disiksa Lagi, Migrant Care: Diplomasi Kedodoran

Senin, 26 Februari 2018 11:22 WIB

Sejumlah aktivis lingkungan Greenpeace dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) membawa potret buruh migran yang menjadi korban saat melakukan aksi demo di Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, 9 Desember 2016. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Migrant Care menilai berulangnya aksi kekerasan terhadap buruh migran Indonesia disebabkan kinerja hubungan diplomasi yang belum memuaskan dengan sejumlah negara termasuk Malaysia. "Hubungan diplomasi kita masih kedodoran," kata Direktur Eksekutif Mirgant Care Wayu Susilo saat dihubungi, Senin 26 Februari 2018.

Wahyu mengatakan diplomasi Indonesia masih memisahkan perlindungan buruh migran dari kerja diplomat dan menganggapnya sebagai sebuah beban. Hal ini kata Wahyu berdampak terhadap keseriusan terhadap perlindungan buruh migran Indonesia.

Baca:
LBH Jakarta: Pemerintah Kurang Tanggap Masalah Buruh Migran ...
Aparat Hukum Diminta Usut Video Viral yang Diduga Adelinia ...

Kekerasan terhadap buruh migran kembali terjadi. 11 Februari 2018, Adelina Lisao, 28 tahun, meninggal setelah diselamatkan dari majikannya di Penang, Malaysia. Adelina dipaksa majikannya tidur di samping kandang anjing, di area parkir rumah. Ia disiksa sehingga wajah dan tubuhnya penuh luka.

Wahyu mengatakan bahwa pengesahan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia belum bisa menyelamatkan pekerja migran dari tindak kekerasan. Menurut dia diplomasi yang bersungguh-sungguh diperlukan lebih mendesak dalam perlindungan buruh migran Indonesia saat ini.

Baca juga: Kurang Pengetahuan, Buruh Migran Tanpa Dokumen Meningkat ...

Advertising
Advertising

Wahyu meminta agar diplomat lebih serius dalam melindungi pekerja migran. "Perwakilan RI masih menganggap sepele pekerjaan perlindungan buruh migran," ujarnya.

Selain itu kata Wahyu, kesepakatan mengenai pembantu rumah tangga migran antara Indonesia dengan berbagai negara belum dipatuhi sepenuhnya. Menurut dia, perlu penguatan ikatan kesepakatan ini dalam perlindugan pekerja migran Indonesia.

Berita terkait

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

2 hari lalu

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

Polri menyoroti keselamatan buruh hingga sengketa buruh vs pengusaha, sehingga dirasa perlu pendampingan dari polisi.

Baca Selengkapnya

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

27 hari lalu

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

Nurul Huda menggugah perhatian publik. Video curhatnya tentang pengalaman disiksa oleh majikannya di Oman menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

34 hari lalu

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

Migrant Watch menilai kasus magang ke Jerman lebih tepat dikatakan sebagai kesalahan prosedur penempatan mahasiswa ketimbang TPPO.

Baca Selengkapnya

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

39 hari lalu

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

Dengan iming-iming magang di Jerman, para pelaku melakukan TPPO dengan menjebak dalam program Ferienjob

Baca Selengkapnya

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

40 hari lalu

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

Kasus TPPO menyasar dunia pendidikan. Selain Ferienjob, kasus perdagangan orang sempat masuk ke sekolah (SMK) menggunakan modus lain.

Baca Selengkapnya

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

43 hari lalu

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

Migrant Care menyatakan PPLN Kuala Lumpur menunjukkan bobroknya penyelenggara pemilu dan tunduk pada keinginan parpol.

Baca Selengkapnya

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

54 hari lalu

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

Migrant Care menemukan hanya segelintir pemilih yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) hadir saat pencoblosan ulang di Kuala Lumpur Malaysia

Baca Selengkapnya

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

55 hari lalu

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

Migrant Care menyoroti berkurangnya jumlah pemilih dalam pemungutan suara ulang yang akan digelar di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

1 Maret 2024

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

Migrant Care, mengungkap dugaan praktik jual beli surat suara pemilu di Malaysia. Surat suara pemilu itu dijual dari harga 25-50 Ringgit Malaysia

Baca Selengkapnya

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

27 Februari 2024

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

Migrant Care mengungkap modus dugaan jual beli surat suara di Malaysia. Harga per satu surat suara dihargai sekitar Rp 90 ribu-120 ribu.

Baca Selengkapnya