Saat Air Bersih Warga Asmat Jadi Objek Pencurian

Reporter

Adam Prireza

Editor

Amirullah

Sabtu, 24 Februari 2018 19:32 WIB

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, saat berkunjung ke Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, 22 Februari 2018. Tempo/Adam Prireza

TEMPO.CO, Asmat - Ketersediaan air bersih masih menjadi permasalahan utama bagi masyarakat Asmat, Papua, khususnya di Distrik Agats. Anastasi, salah satu penduduk setempat, mengatakan mereka memanfaatkan air hujan baik untuk dikonsumsi atau mandi, cuci, dan kakus.

"Di sini tidak ada PAM, ya kami pakai air hujan saja," ujar dia, Jumat, 23 Februari 2018.

Anastasi merupakan pemilik kantin di Hotel Sang Surya, tempat Tempo menetap selama di Agats. Ia memanfaatkan air hujan untuk mencuci piring-piring kotor bekas pelanggannya makan. Ia pun merebus kembali air hujan untuk membuat minuman, entah itu teh manis, atau kopi.

Baca juga: Menteri Puan: Pembatasan Kelahiran Perlu Dilakukan di Asmat

Sama halnya dengan kamar mandi di hotel tempat kantin Anastasi. Di setiap pintu kamar mandi tertempel peringatan agar menghemat air karena mereka menggunakan air hujan.

Advertising
Advertising

Menurut pemantauan Tempo, selama berkeliling di Agats terlihat beberapa rumah warga memiliki bak penampung air hujan di pekarangan. Anastasi bercerita, tak jarang terjadi pencurian air bersih dari bak penampung tersebut.

"Pernah beberapa kali dengar cerita itu, ada warga yang air bersihnya dicuri," ujar wanita yang merantau dari pulau Jawa itu.

Masyarakat Agats tertolong dengan seringnya hujan mengguyur daerah yang disebut negeri seribu papan itu. Menurut situs resmi pemerintah Asmat, hujan terjadi sebanyak 200 hari per tahun. Bahkan, dalam kondisi iklim terkering, curah hujan di Agats mencapai rata-rata 4.110 milimeter.

Pemerintah Daerah Asmat telah membangun bor pompa air bersih sejak 1998. Namun, filter pompa tersebut rusak selama belasan tahun dan baru diperbaiki awal tahun ini.

Pompa air bersih itu mengebor hingga kedalaman 200 meter dengan kemampuan menyedot air 0,3 liter per detik. Meski begitu, air yang didapat masih berupa air payau. Penyedotan air hanya dapat dilakukan selama tiga jam. Karena jika lebih, air yang didapat akan berbau belerang dan lumpur.

Ada jam-jam tertentu bagi warga untuk mengambil air di pompa yang baru dicat ulang berwarna biru, sebelum kunjungan para menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada Kamis, 22 Februari 2018.

Untuk pagi hari, warga diperbolehkan mengambil air pada pukul 7.30-11.30 WITA, sementara untuk sore hari pada pukul 15.00-18.00 WITA. Mereka biasanya menggunakan air ini untuk mandi, cuci, dan kakus dan tetap menggunakan air hujan untuk dikonsumsi. Tidak ada batasan jumlah air yang bisa diambil warga.

"Semampunya mereka bisa mengangkat airnya saja," ujar salah seorang staf Dinas Pekerjaan Umum setempat.

Salah seorang warga, Maria, mengaku telah nenggunakan fasilitas pompa tersebut. Terlebih saat musim kemarau melanda Agats pada November 2015 lalu. Warga, cerita dia, berbondong-bondong mengantre mengambil air.

Baca juga: KLB Gizi Buruk Usai, Puan Maharani Pimpin Kunjungan ke Asmat

Kepala Bagian Penelitian dan Pembangunan Kementerian Pekerjaan Uumum dan Perumahan Rakyat Danis H. Sumadilaga mengatakan lembaganya menargetkan pembangunan sistem air bersih di Asmat, khususnya Agats pada tahun ini.

Menurut dia, Kementerian PUPR akan membangun penyediaan air bersih melalui embung atau menara penampungan air hujan sebagai sumber air baku, mengingat Kabupaten Asmat memiliki curah hujan tinggi. Nantinya air hujan akan disuling dan didistribusikan ke rumah-rumah warga.

"Setelah air baku ada, kami akan proses dengan instalasi pengolahan air minum. Akan dipasang pipa untuk distribusi," ujar Danis saat mengunjungi Agats Kamis, 22 Februari 2018.

Berita terkait

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

7 jam lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

10 jam lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

21 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

22 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

1 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

1 hari lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

1 hari lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

1 hari lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya