Buya Syafii: Intoleransi Lampu Kuning, Sultan Harus Dengar Rakyat

Sabtu, 17 Februari 2018 13:36 WIB

Anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila Buya Syafii Maarif memberikan tanggapan soal penerbitan Perppu Ormas yang menyasar ormas anti-Pancasila. ISTMAN MPD

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif meminta Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk turun mendengarkan rakyat karena maraknya praktik intoleransi di daerah itu. Buya menyampaikan anjurannya seusai bersilaturahmi dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan yang bergabung dalam Gerakan Masyarakat Yogyakarta Melawan Intoleransi di gedung Suara Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu, 17 Februari 2018.

Dalam forum itu, Buya Syafii mendengar banyak 'curhatan' tentang ketidaktegasan Sultan dalam mengatasi intoleransi. Mereka meminta Sultan turun untuk mendekati rakyat dan menjadi penyejuk. "Situasi di Yogyakarta membahayakan kerukunan umat beragama," kata Gus Jaroh dari Brigade Bintang 9.

Baca: Organisasi Mahasiswa Desak Jokowi Tuntaskan Kasus Intoleransi

Acara itu diikuti oleh Brigade Bintang 9, organisasi sayap Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama. Selain itu, ada Banser, Pemuda Katolik, Tentara Langit, dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme. Sejumlah utusan dari 36 ormas hadir.

Buya Syafii menekankan agar Sultan sebagai gubernur mencegah tindakan yang mengganggu toleransi di Yogyakarta. "Harus ada kepekaan terhadap kebinekaan. Bangsa ini harus dijaga," kata Buya.

Advertising
Advertising

Ia mengajak semua kalangan untuk tidak berpikir sempit. Agama seharusnya menjadi pedoman untuk tidak melakukan aksi kekerasan maupun tindakan intoleransi. Islam dan agama yang lainnya, kata Buya, tidak pernah mengajarkan kekerasan. "Islam jadi korban segelintir orang yang mengaku sebagai muslim. Islam tidak ajarkan intoleransi."

Baca juga: Organisasi Mahasiswa Desak Jokowi Tuntaskan...

Untuk menekan kasus intoleransi, kata Buya, perlu koordinasi yang baik antara pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan polisi. Buya juga berharap polisi bertanya kepada orang-orang yang benar-benar memahami agama untuk mengatasi praktik intoleransi.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono dikritik berbagai lembaga karena tidak tegas terhadap kelompok intoleran. Setara Institute dan Wahid Foundation di antaranya menyatakan ketidaktegasan pejabat daerah kian menyuburkan kelompok-kelompok intoleran karena merasa mendapat angin. Setara Institute menyebut Sultan belum mampu menjaga toleransi.

Berita terkait

Kembali ke NKRI, Eks Amir Jamaah Islamiyah Sampaikan Permintaan Maaf

57 hari lalu

Kembali ke NKRI, Eks Amir Jamaah Islamiyah Sampaikan Permintaan Maaf

Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan kelompoknya

Baca Selengkapnya

Petinggi dan Ratusan Anggota Jamaah Islamiyah Ikrar Kembali Setia ke NKRI

57 hari lalu

Petinggi dan Ratusan Anggota Jamaah Islamiyah Ikrar Kembali Setia ke NKRI

Ratusan eks anggota Jamaah Islamiyah berkumpul di Bekasi dan berikrar kembali setia pada NKRI

Baca Selengkapnya

Polisi Perpanjang Operasi Madago Raya di Poso untuk Cegah Radikalisme

14 Juli 2024

Polisi Perpanjang Operasi Madago Raya di Poso untuk Cegah Radikalisme

Polda Sulawesi Tengah memperpanjang Operasi Madago Raya pada tahap ketiga untuk mencegah radikalisme dan terorisme

Baca Selengkapnya

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

18 Mei 2024

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

Perkumpulan Galaruwa kembali melengkapi bukti perihal laporan atas dugaan intoleransi ke Bareskrim Polri perihal kasus pembubaran ibadah.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

14 Mei 2024

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

Setelah sempat gaduh soal pembubaran doa rosario yang dilakukan mahasiswa Katolik Unpam, Wali Kota Tangerang Selatan gelar pertemuan.

Baca Selengkapnya

Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

9 Mei 2024

Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie meminta seluruh ketua RT dan RW menjalin komunikasi yang lebih baik dengan warganya

Baca Selengkapnya

Warga Tangsel Tepis Pembubaran Mahasiswa UNPAM karena Ibadah Doa Rosario

7 Mei 2024

Warga Tangsel Tepis Pembubaran Mahasiswa UNPAM karena Ibadah Doa Rosario

Warga Tangsel mengklaim pembubaran terhadap mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) tidak terkait dengan ibadah doa rosario yang sedang berlangsung

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

16 Maret 2024

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

24 Januari 2024

Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

Para ibu diminta tak menyamakan alergi dan intoleransi pada anak karena meski mirip, keduanya berbeda, agar anak tidak kurang gizi.

Baca Selengkapnya

Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

1 Januari 2024

Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

Ada tiga dosa pendidikan yang perlu segera ditangani dan dituntaskan oleh Kemendikbud.

Baca Selengkapnya