Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri Kongres ke-30 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Universitas Pattimura (Unpatti), Kota Ambon, Provinsi Maluku, 14 Februari 2018. Foto: Kris - Biro Pers Setpres
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar Revolusi Industri 4.0 diantisipasi secara serius. Revolusi ini, kata dia, bakal mengubah lanskap ekonomi dan politik di tingkat global, nasional, dan daerah. "Semuanya akan berubah," katanya dalam keterangan pers, Jumat, 16 Februari 2018.
Menurut Jokowi digitilalisasi, computing power dan data analytic telah melahirkan terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang dan mendisrupsi kehidupan dan peradaban. Revolusi industri 4.0 juga membawa dampak negatif seperti merebaknya hoax di media sosial dan pergeseran model bisnis yang berdampak beberapa jenis pekerjaan tidak lagi dibutuhkan.
Namun di sisi lain banyak kesempatan positif yang bisa digunakan untuk membuat Indonesia sebagai pemenang. "Apabila kita bisa memanfaatkan peluang-peluang ini," tuturnya.
Ia mencontohkan adanya teknologi cyber-physical yang ditandai dengan munculnya autonomous vehicle atau mobil tanpa awak. Mesin cetak tiga dimensi yang bisa membuat barang secara sempurna dengan cara yang cepat dan murah dan robot yang bisa mengambil alih peran manusia.
Selain itu ada pula Internetof thing, big data, artificial intellegence dan virtual reality yang mulai diaplikasikan dalam block-chain juga dalam crypto-currency atau mata uang yang tanpa bank sentral yang kini diperebutkan banyak orang.
Di sektor bio teknologi juga mengalami banyak perkembangan. Jokowi menyebutkan adanya computing power dalam ilmu syaraf, teknologi edit DNA untuk mengembangkan pengobatan hingga bioteknologi untuk pertanian moderen, multilayer urban farming yang bisa meningkatkan produksi berlipat ganda tanpa butuh tambahan lahan. "Peluang-peluang besar tersebut harus segera kita manfaatkan untuk kemajuan bangsa, untuk kemakmuran rakyat Indonesia," ujarnya.
Ia meminta agar ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan untuk memperkokoh karakter bangsa, memberantas kemiskinan dan mengurangi ketimpangan. "Juga menciptakan peluang kerja mengembangkan wirausaha baru serta untuk melayani semua warga negara secara berkeadilan di seluruh Tanah Air," kata dia.