Tjahjo Bantah Penunjukan Pati Polri untuk Kepentingan PDIP

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Erwin Prima

Minggu, 28 Januari 2018 04:34 WIB

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Mendagri Tjahjo Kumolo menghadiri pagelaran wayang dengan lakon Bima Jumeneng Guru Bangsa di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, 27 Januari 2018. TEMPO/Dewi Nurita

Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo membantah jika keputusannya mengusulkan dua perwira tinggi atau pati Kepolisian RI menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur di Jawa Barat dan Sumatera Utara untuk kepentingan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengarah pada konsolidasi Presiden Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019.

Baca: Dalang Favorit Jokowi Meriahkan Pagelaran Wayang di Ultah PDIP

"Jangan dilihat saya orang partai, ini hanya soal mengisi kekosongan jika ada pejabat yang pensiun atau mengundurkan diri karena ikut Pilkada," kata Tjahjo Kumolo saat ditemui Tempo di acara pagelaran wayang, Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat pada Sabtu malam, 27 Januari 2018.

Jika disetujui Presiden Jokowi, Tjahjo Kumolo berencana mengangkat dua pati Polri menjadi Plt Gubernur, yakni Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal M. Iriawan untuk menggantikan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Inspektur Jenderal Martuani Sormin, menggantikan gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi.

Keduanya akan memasuki masa pensiun pada Juni 2018, sepekan menjelang hari-H pemungutan suara Pilkada 2018. "Keputusan berada pada Presiden, apapun itu akan saya ikuti," kata Tjahjo.

Meski belum sampai kepada Presiden, keputusan Tjahjo tersebut sudah menuai banyak kritik dari berbagai kalangan, seperti pengamat politik, politisi partai, dan juga anggota parlemen.

Advertising
Advertising

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah misalnya, menyebut penunjukan pati Polri menjadi Plt Gubernur dengan sendirinya menggiring opini publik jika keputusan itu bermuara pada konsolidasi Presiden Jokowi di Pilpres 2019.

"Untuk meminimalisir kecurigaan tersebut, Presiden Jokowi seharusnya tidak menyetujui penunjukan Pati menjadi Plt Gubernur itu," kata Fahri Hamzah kompleks parlemen, Jumat, 26 Januari 2018.

Pengamat politik Lingkar Madani Ray Rangkuti juga berpendapat serupa. Bahkan dia menilai, keputusan Mendagri itu ngawur dan dapat memperburuk citra Jokowi. "Setelah memperbolehkan menteri rangkap jabatan, citra Jokowi akan semakin buruk jika menyetujui Pati Polri jadi Plt Gubernur," kata Ray Rangkuti di bilangan Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu, 27 Januari 2018.

Di lain pihak, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto juga membantah jika partainya mengintervensi penunjukan pati menjadi Plt Gubernur. "Kami selalu mendorong terciptanya pemilu bebas, jujur dan adil," kata Hasto di Tugu Proklamasi, Sabtu malam, 27 Januari 2018.

Berita terkait

Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

40 menit lalu

Gibran Dukung Presidential Club Usulan Prabowo: Satukan Mantan Pemimpin

Rencana Prabowo membentuk presidential club didukung oleh Gibran. Ia mengatakan pembentukan klub itu untuk menyatukan para pemimpin negeri ini.

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

4 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

5 jam lalu

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

Khofifah menaakui menjalin komunikasi dengan PDIP. Namun ia mengatakan, belum pasti partai itu memberikan rekomendasi dukungan.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

7 jam lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

9 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

9 jam lalu

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

Teguh Prakosa akan menyerahkan syarat pendaftaran tahap penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di PDIP Kota Solo pada 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

2 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya