Cegah Difteri Meluas, Menkes Sarankan Turis Asing Diberi Vaksin

Reporter

Tika Azaria

Rabu, 20 Desember 2017 07:12 WIB

Menteri Kesehatan Nila Moeloek memberi keterangan pers usai melihat pasien yang terkena virus Difteri di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, 11 Desember 2017. Tempo/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek melakukan pembahasan mengenai penyakit difteri bersama sejumlah kementerian di Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Dalam pembahasan tersebut, Nila menyebut difteri ini sebagai masalah yang harus diselesaikan bersama.

"Dan kami tentu demi keamanan semua ini tentu meminta rapat dengan Menko Polhukam dengan kementerian yg terkait," kata Nila pada Selasa, 19 Desember 2017.

Baca: Pasien Difteri Membeludak, Pemerintah Tambah Rumah Sakit Rujukan

Selain mengakui difteri sebagai kejadian luar biasa, pada rapat tersebut juga menghasilkan beberapa poin lainnya. Seperti masalah penanggulangan penyakit akibat bakteri Corynebacterium yang harus ditangani dengan baik, termasuk masalah pemberian vaksin.

Nila menyatakan bahwa penanggulangan berupa ORI (Outbreak Response Immunization) sudah dilakukan di 82 kabupaten dan kota seluruh Indonesia sejak 11 Desember lalu. Namun, masih ada berbagai kendala yang terjadi, seperti pendistribusian vaksin.

Advertising
Advertising

Baca: Atasi KLB Difteri, Kemenkes Sediakan 3,5 Juta Vial Vaksin

Menurut Nila, meski vaksin difteri ini persediaannya cukup, namun pendistribusian vaksin yang dibuat oleh PT Biofarma tersebut perlu penanganan khusus. "Tetapi kita harus mempunyai tempat pendingin, ini yang barangkali harus diatur," kata dia.

ORI ini, kata Nila, diberikan kepada anak usia 19 tahun juga kepada orang-orang yang beresiko terkena difteri seperti TNI, Polri, serta tenaga kesehatan. Nila juga mengingatkan bahwa imunisasi vaksin ini harus dilakukan tiga kali. "Diingatkan 3 kali. Sebulan kemudian, 6 bulan kemudian. Jadi 0, 1, dan 6," ujarnya.

Nila meminta pemerintah daerah terlibat dalam menangani permasalahan difteri, terutama dalam pemberian vaksin. Selain itu, Nila meminta bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mensosialisasikan mengenai difteri ini kepada masyarakat agar tidak menimbulkan kepanikan.

Selain Indonesia, negara-negara seperti India, Myanmar, Bangladesh, dan Venezuela dilaporkan terjangkit penyakit difteri ini. Sehingga menurut Nila, pemberian imunisasi vaksin ini juga perlu bagi turis asing yang masuk ke Indonesia. "Bahkan pengungsi Rohingya sudah ada yang mengidap penyakit difteri ini," kata Nila.

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

47 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Kirim Pemberitahuan Penangguhan Izin Praktik Dokter Muda

54 hari lalu

Korea Selatan Kirim Pemberitahuan Penangguhan Izin Praktik Dokter Muda

Korea Selatan telah mengirimkan pemberitahuan awal tentang penangguhan izin praktik dokter pada 5 ribu dokter magang yang sedang mogok kerja.

Baca Selengkapnya

Pilihan Menu Makan Siang Gratis Ala Prabowo: Paket Ayam dan Perkedel, Gado-Gado hingga Siomay

2 Maret 2024

Pilihan Menu Makan Siang Gratis Ala Prabowo: Paket Ayam dan Perkedel, Gado-Gado hingga Siomay

Berikut ini perkiraan sejumlah menu makan siang gratis ala Prabowo-Gibran....

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Dipatok Rp 15 Ribu Per Anak, di Bandung dan Jatinangor Bisa Makan Apa?

29 Februari 2024

Makan Siang Gratis Dipatok Rp 15 Ribu Per Anak, di Bandung dan Jatinangor Bisa Makan Apa?

Program makan siang gratis akan dipatok dengan harga 15 ribu per anak. Bisa makan apa di Bandung dan Jatinangor?

Baca Selengkapnya

Bujet Rp 15 Ribu per Anak untuk Makan Siang Gratis, di Yogyakarta Bisa Makan Apa?

28 Februari 2024

Bujet Rp 15 Ribu per Anak untuk Makan Siang Gratis, di Yogyakarta Bisa Makan Apa?

Menkes Budi Gunadi Sadikin sebut bujet Rp15 ribu per anak untuk makan siang gratis sesuai kalau di Yogyakarta. Bisa dapat menu apa?

Baca Selengkapnya

Ribuan Dokter Magang Mogok di Seoul, Apa Alasannya dan Membuat Rumah Sakit Kepayahan?

27 Februari 2024

Ribuan Dokter Magang Mogok di Seoul, Apa Alasannya dan Membuat Rumah Sakit Kepayahan?

Ribuan dokter magang lakukan mogok di Seoul, Korea Selatan, apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Kemenkes Soroti Jam Kerja KPPS yang Overtime, Berikut Aturan Jam Kerja Normal

22 Februari 2024

Kemenkes Soroti Jam Kerja KPPS yang Overtime, Berikut Aturan Jam Kerja Normal

Kemenkes merilis sebanyak 84 orang petugas KPPS meninggal karena kelelahan saat bertugas. Jam kerja dinilai melebihi ambang batas kerja normal.

Baca Selengkapnya

Awal Mula Penetapan 25 Januari sebagai Hari Gizi Nasional

25 Januari 2024

Awal Mula Penetapan 25 Januari sebagai Hari Gizi Nasional

Penetapan Hari Gizi Nasional bermula tahun 1950 saat Menkes Dokter J Leimena mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo yang dikenal dengan Bapak Gizi Indonesia

Baca Selengkapnya

Ragam Inovasi Teknologi Kesehatan dari Itera, Tongkat Tunanetra hingga Boneka Terapi

18 Januari 2024

Ragam Inovasi Teknologi Kesehatan dari Itera, Tongkat Tunanetra hingga Boneka Terapi

Rektor Itera menyebut banyak inovasi yang telah dibuat oleh dosen dan mahasiswanya untuk bidang kesehatan.

Baca Selengkapnya

Begini Ciri Nyamuk Demam Berdarah, Antisipasi Gejala DBD

1 Desember 2023

Begini Ciri Nyamuk Demam Berdarah, Antisipasi Gejala DBD

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah untuk kebanyakan masyarakat Indonesia. Ini ciri nyamuk aedes aegypti.

Baca Selengkapnya