Ikut Aksi Bela Palestina? Simak Pesan Menteri Agama Lukman Hakim

Reporter

Tika Azaria

Minggu, 17 Desember 2017 07:50 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Menkopolhukam Wiranto dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjawab pertanyaan wartawan usai menyampaikan pernyataan sikap terkait pernyataan sepihak Amerika Serikat atas diakuinya Yerusalem sebagai ibu kota Israel di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 7 Desember 2017. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengimbau agar aksi unjuk rasa yang sedianya akan digelar di Lapangan Monas hari ini dapat berlangsung damai dan tertib. Menteri mengingatkan agar peserta aksi bela Palestina tidak mudah terprovokasi dengan cacian dan ujaran kebencian yang tidak pantas. “Jangan mudah terprovokasi dengan cacian dan ujaran kebencian yang tidak pantas dilakukan di ruang publik,” kata Lukman di Gedung Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat pada Jumat, 15 Desember 2017.

Lukman mengaku ingin hadir pada aksi bela Palestina. Namun menurut dia, karena kapasitasnya sebagai menteri sehingga tidak perlu hadir. Sikapnya jelas bersama Presiden Joko Widodo untuk terus bersama Palestina memperjuangkan kemerdekaan dan membebaskan bangsa Palestina dari penjajahan. Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam di Istanbul yang membahas pengakuan sepihak Presiden Trump atas Jerussalem sebagai ibukota Israel.

Baca: Dukung Aksi Bela Palestina, Menag: Ini Perjuangan Kemanusiaan

Menteri Lukman mendukung aksi unjuk rasa untuk memberikan dukungan kepada Palestina atas klaim sepihak yang disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Aksi bela Palestina itu akan dipimpin oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Selaku Menteri Agama, saya mendukung sepenuhnya aksi itu karena setidaknya ada beberapa tujuan yang positif."

Lukman mengaku ingin bergabung memanjatkan doa bersama-sama peserta aksi damai. Sebab, dalam unjuk rasa akan diselenggarakan doa bersama meminta agar Palestina segera dibebaskan dari penderitaan penjajahan.

Baca juga: Aksi Bela Palestina, Jokowi: Saya Kira Baik-baik ...

Majelis Ulama Indonesia memimpin aksi solidaritas untuk Palestina di Monumen Nasional, Ahad, 17 Desember 2017. Aksi ini diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 2 juta peserta dari 70 lebih ormas Islam seluruh Indonesia.

MUI menolak kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan memindahkan kantor Kedutaan Besar Amerika di Tel Aviv ke Yerusalem karena Indonesia menentang segala bentuk penjajahan, termasuk terhadap Palestina. Menurut Ma’ruf, kebijakan Amerika itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana yang tercantum di Undang-Undang Dasar 1945. Ma'ruf mengatakan semua organisasi masyarakat Islam akan ikut serta dalam aksi memastikan tanpa ujaran kebencian.


TIKA AZARIA | DEWI NURITA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

13 menit lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

6 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

7 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

12 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

13 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

13 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

14 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

14 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

15 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya