Gunung Agung Berstatus Awas, BNPB: Penerbangan Bali Masih Aman
Reporter
Non Koresponden
Editor
Endri Kurniawati
Selasa, 5 Desember 2017 16:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Meski status keamanan Gunung Agung masih di level awas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan Bali aman untuk aktivitas penerbangan. “Namun, jika ada maskapai penerbangan yang membatalkan penerbangan, itu adalah kewenangan masing-masing maskapai,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 5 Desember 2017.
Menurut Sutopo, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai dan Bandara Lombok saat ini masih beroperasi dengan normal. Namun hingga kini ada 56 jadwal penerbangan domestik dan internasional yang dibatalkan.
Baca: Sinar Api Gunung Agung Menipis, Berikut Penjelasannya
Sebelumnya, Humas Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Arie Ahsanurrohim, menyampaikan pengelola akan mengevaluasi penutupan bandara dengan penerbangan teramai ini setiap enam jam. Bandara akan terus berkomunikasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengenai aktivitas Gunung Agung terkini.
Menurut BNPB, pemerintah sudah menyiapkan beberapa rencana bila status Gunung Agung naik. Penundaan penerbangan merupakan risiko dari erupsi Gunung Agung. “Pemerintah siap menyiapkan rencana-rencana kedaruratan,” ujar Sutopo.
Sinar api di puncak Gunung Agung tampak berkurang beberapa hari belakangan. Berdasarkan pengamatan (PVMBG), sinar api terpantau sangat tipis.
Baca juga: BNPB Siapkan Skenario Terburuk Erupsi ...
"Intensitas lebih kecil, kemungkinan area panas ada, tapi sedikit. Nah, sisanya ini kemungkinan sudah mendingin," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana di pos pengamatan, Karangasem, Ahad, 3 Desember 2017.
Menurut Devy, magma yang naik ke permukaan cepat dingin. "Kalau semakin tebal (beku), bagian atas semakin keras. Kalau semakin keras, mobilitas semakin rendah," ucapnya. Ia menjelaskan, ada kemungkinan magma membeku karena tidak ada lagi yang mampu dikeluarkan sampai ke atas. Atau, kata dia, kemungkinan lain adalah magma Gunung Agung terhalangi (pembekuan).
RIANI SANUSI PUTRI | BRAM SETIAWAN