JK: Pengawasan Birokrasi di Indonesia Sangat Banyak

Kamis, 30 November 2017 16:14 WIB

Auditor Utama Keuangan Negara III BPK Rochmadi Saptogiri (kiri) mendengarkan keterangan saksi pada sidang lanjutan kasus suap pemberian opini wajar tanpa pengecualian (WTP) di Kemendes di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 15 November 2017. Sidang itu beragendakan pembacaan keterangan dari 7 orang saksi pejabat di Kemendes yaitu Muklis, Aisyah Gamawati, Bambang Setiobudi, Harlina Sulistyorini, Razali, Putut Edy Sasono, dan Jajang Abdullah. Tempo/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan sistem pengawasan paling banyak. Saking banyaknya, satu lembaga bisa diperiksa lebih dari dua instansi untuk perkara yang sama. Mulai dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) hingga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

"Gubernur, bupati itu diawasi berbagai instansi,” ujar pria yang akrab disapa JK itu di Rakornas Penyelenggaraan Pemerintahan tingkat Daerah, Jakarta, Kamis, 30 November 2017. Yang pertama mengawasi inspektorat. Jika kurang, ada aparat Kementerian Dalam Negeri.

Baca: Suap WTP, Sekjen Kemendes Akui Ada ...

“Apabila ada hal-hal yang terjadi, ada BPKP di pusat, ada BPK tapi tidak menghukum.” Lalu ada Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK.

JK menyatakan bahwa pengawasan yang berlapis-lapis sebenarnya bukan hal yang buruk. Namun, juga patut dikritik. Pertama, sejumlah kepala daerah jadi takut mengambil kebijakan. “Banyak pemerintah daerah terlalu khawatir atau berat mengambil kebijakan karena takut tidak akan lolos di salah satu lapis pengawasan.” Mereka juga takut diperkarakan. Akibatnya, terjadi kelambatan.

Pengawasan yang berlapis-lapis juga berpotensi menjadi pengawasan yang tumpang tindih. Oleh karenanya ia meminta lembaga lembaga pengawas itu untuk saling berkoordinasi agar saling melengkapi, tidak tumpang tindih.

Baca juga: Dapat Opini WTP dari BPK, Sekjen Kemendes ...

Advertising
Advertising

Kepala daerah mengeluh karena sudah diperiksa BPK, diperiksa KPK dan diperiksa polisi sehingga habis waktu banyak untuk pemeriksaan. ”Dibutuhkan koordinasi."

Ia menyarankan agar kepala daerah tidak perlu takut mengambil kebijakan jika merasa benar. Jika takut berbuat, maka sama saja tidak menciptakan perubahan. "Andalah yang menentukan kebijakan, tapi menentukan dengan baik.” Sehingga tidak perlu ada langkah hukum oleh Kejaksaan, Kepolisian atau KPK.

“Jangan takut pada sistem pengawasan.” Kalau melakukan dengan benar, semua akan mendapat status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). “Asal jangan WTP dengan main mata juga," ujar JK mengingatkan.

Secara terpisah, Ketua KPK Agus Rahardjo menyampaikan bahwa ia mendukung integrasi sejumlah lembaga pengawasan agar tidak tumpang tindih. Menurut Agus, BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) bisa diintegrasikan dengan inspektorat untuk pengawasan internal.

Sedangkan pengawasan dari luar dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan. KPK hanya mengawasi kalau terjadi pelanggaran hukum. “Selama itu tidak dilakukan kan sebetulnya KPK tidak pernah mengawasi."


JK

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

9 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

25 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Tolak Munas Golkar Dipercepat, Jusuf Kalla: Harus Desember, Kalau Dipercepat Munaslub Namanya

45 hari lalu

Tolak Munas Golkar Dipercepat, Jusuf Kalla: Harus Desember, Kalau Dipercepat Munaslub Namanya

Jusuf Kalla menolak Munas Golkar dipercepat. Menurut dia, Munas Golkar sudah ditetapkan pada Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Pengumuman Rekapitulasi Pemilu, Anies dan Muhaimin Buka Puasa di Rumah JK

45 hari lalu

Jelang Pengumuman Rekapitulasi Pemilu, Anies dan Muhaimin Buka Puasa di Rumah JK

Anies dan Muhaimin akan menghadiri undangan buka puasa bersama JK sore ini. Menurut Timnas Amin ini adalah undangan terbatas JK ke beberapa tokoh.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said Sebut Bahas Hak Angket saat Bertemu JK dan Hasto PDIP di UI

56 hari lalu

Sudirman Said Sebut Bahas Hak Angket saat Bertemu JK dan Hasto PDIP di UI

Menurut Said, JK tak mau ada beban politik di pemerintahan selanjutnya. JK tak mau beban ekonomi dan politik digabungkan.

Baca Selengkapnya

Apa Dasar JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah Indonesia?

56 hari lalu

Apa Dasar JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah Indonesia?

Menurut JK, Pemilu 2024 sudah diatur oleh pemerintah dan orang-orang tertentu. Sehingga ia menilai Pemilu 2024 sebagai pemilu yang terburuk dalam sejarah demokrasi Indonesia sejak 1955.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Pemilu 2024 Terburuk, Mahfud Md: Pandangan Negarawan

57 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Pemilu 2024 Terburuk, Mahfud Md: Pandangan Negarawan

Mahfud Md mengatakan pernyataan Jusuf Kalla terkait Pemilu 2024 sebagai Pemilu terburuk sebagai pandangan seorang negarawan.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Beri Catatan Soal Pemilu 2024, APBN Program Makan Siang Gratis, Bansos, dan Hak Angket DPR

57 hari lalu

Jusuf Kalla Beri Catatan Soal Pemilu 2024, APBN Program Makan Siang Gratis, Bansos, dan Hak Angket DPR

Jusuf Kalla atau JK mengomentari berbagai soal dalam Pemilu 2024, APBN makan siang gratis, hingga usung hak angket untuk indikasi kecurangan pemilu.

Baca Selengkapnya

JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah Indonesia

57 hari lalu

JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah Indonesia

JK menilai solusinya yang terbaik adalah mengklarifikasi mengenai kecurangan dan tidak transparannya pemilu tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Sosok Solihin GP dalam Kenangan Jusuf Kalla dan Bey Triadi Machmudin

5 Maret 2024

Sosok Solihin GP dalam Kenangan Jusuf Kalla dan Bey Triadi Machmudin

Jawa Barat kehilangan tokoh legendaris, Solihin GP. Jusuf Kalla dan Bey Triadi Machmudin mengenang kepulangan pria yang akrab dipanggil Mang Ihin itu.

Baca Selengkapnya