TEMPO.CO, Bandung - Letusan Gunung Agung di Bali pada 1963, masih membekas di ingatan pematung kondang, Nyoman Nuarta. Kala itu, ia masih berusia 12 tahun dan menyaksikan gunung tersebut memuntahkan api.
"Waktu itu tidak tahu gunung meletus, dikira cerita sihir di Bali tentang orang jahat yang menjadi api," katanya, Rabu, 29 November 2017.
Nuarta melihat letusan gunung itu pada malam hari ketika memancing ikan lele di kampungnya, di Desa atau Banjar Tegalinggah, Bali. Gunung Agung pada 1963 meletus mulai Februari hingga hampir setahun kemudian. Jarak kampungnya dengan Gunung Agung yang berada di sebelah timur sekitar 100 kilometer.
"Suasananya agak mencekam, kami sekeluarga tidur di halaman rumah, bikin tenda," ujarnya.
Pilihan itu diambil karena gempa sering terasa sehingga dirasa lebih aman tinggal di luar rumah. Namun hujan abu membawa persoalan lain. Air sumur yang terpapar abu vulkanik tak bisa diminum. Hewan piaraan, seperti sapi, yang meminum air bercampur abu vulkanik mati bergelimpangan. "Sapi banyak yang mati, di perutnya seperti ada semen," ucapnya.
Ia berharap warga dan pimpinan di Bali yang pernah mengalami kejadian itu, menjadi lebih sigap dalam menangani pengungsi. Terutama dalam mengatasi masalah sosial dan budaya. "Orang Bali terikat sekali dengan tanah dan peliharaannya," tuturnya. Pengungsi biasanya harus berpisah dengan anjing maupun sapi peliharaannya.
Nuarta optimistis Gubernur Bali I Made Mangku Pastika bisa mengelola persoalan pengungsi. "Beliau dulu juga korban letusan Gunung Agung yang harus mengungsi," kata perupa berusia 66 tahun yang tinggal di Bandung itu. Letusan Gunung Agung, Ahad, 26 November 2017, itu membuat sekitar 40 ribu warga harus mengungsi.
Bantah Berikan Info Sesat PHK Toko Gunung Agung, Serikat Pekerja Minta Direksi Penuhi Hak Pegawai
26 Mei 2023
Bantah Berikan Info Sesat PHK Toko Gunung Agung, Serikat Pekerja Minta Direksi Penuhi Hak Pegawai
Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia membantah memberikan informasi menyesatkan ihwal pemutusan hubungan kerja atau PHK massal dan sepihak di Toko Buku Gunung Agung.
Toko Buku Gunung Agung Dikabarkan PHK Ratusan Karyawan, Aspek: Hanya Dapat Kompensasi Satu Kali Gaji
21 Mei 2023
Toko Buku Gunung Agung Dikabarkan PHK Ratusan Karyawan, Aspek: Hanya Dapat Kompensasi Satu Kali Gaji
Aspek Indonesia mendapatkan laporan pengaduan dan permohonan advokasi kasus PHK sepihak dan massal di PT GA Tiga Belas atau dikenal Toko Buku Gunung Agung.