Presiden Jokowi mencoba kacamata disaksikan Mensesneg Pratikno (kedua kiri), Menpora Imam Nahrawi (kedua kanan), dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki (tengah) saat peringatan Hari Sumpah Pemuda di Istana Bogor, Jawa Barat, 28 Oktober 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan banyak elite politik yang memberikan contoh tidak baik kepada generasi muda. "Etika dan nilai-nilai politik kita masih memberikan pendidikan yang tidak baik kepada anak-anak kita," ujar Jokowi dalam Simposium Nasional Kebudayaan (SNK) di Balai Kartini, Senin, 20 November 2017.
Jokowi menuturkan para elite politik perlu mengajarkan nilai kesatuan, menghargai senioritas, dan menjaga nilai-nilai kesantunan. "Banyak yang masih teriak-teriak antek aseng, PKI bangkit. Kalau saya, PKI bangkit, gebuk saja, sudah gampang. Wong payung hukumnya jelas, kenapa harus bicara banyak-banyak soal ini," tuturnya.
Menurut Jokowi, dibandingkan dengan orang tua atau guru, media sosial memiliki kekuatan mempengaruhi yang lebih besar. Jokowi mengatakan masih ada di media sosial akun-akun yang bilang dia anti-Islam dan anti-ulama.
Padahal, kata Jokowi, dia telah menjalankan politik yang santun. “Cara berpolitik yang beretika harus juga mulai kita sampaikan,” ucapnya.
Simposium yang dibuka Jokowi ini mengangkat tema "Pembangunan Karakter Bangsa untuk Melestarikan dan Menyejahterakan NKRI Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945". Acara ini digelar Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI-Polri (FKPPI), PPAD, dan Yayasan Suluh Nasional Bangsa (YSNB).