Polisi Klaim Bantuan ke Papua Dihalangi Kelompok Bersenjata

Reporter

Andita Rahma

Selasa, 14 November 2017 18:58 WIB

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto. ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta - Ditengah-tengah upaya membebaskan penyanderaan warga, polisi mengklaim telah mengirim dua kontainer makanan kepada warga yang tersandera di dua desa Kimberly dan Banti, Kabupaten Mimika Papua.

Namun, menurut Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto upaya pengiriman bantuan itu kelompok bersenjata. Setya mengatakan bahwa akses jalan menuju ke dua desa tersebut dipalang oleh kelompok bersenjata.

"Pemerintah kirim dua kontainer makanan. Ternyata tidak bisa diakses warga setempat. Masih sebagian yang baru bisa diambil," ujar Setyo di Mabes Polri pada Selasa, 14 November 2017.

Baca juga: Penyanderaan di Papua, JK: Selamatkan Rakyat Apa pun Caranya

Setya berharap, kelompok bersenjata yang disebut menyandera warga mau melihat aspek tersebut agar penyalura bantuan bisa diterima warga desa. Bantuan itu diperlukan, kata Setya, karena ada ibu dan anak-anak yang adi korban sandera. "Beberapa hari lalu ada seorang ibu hamil juga, yang tentunya memerlukan makanan tambahan, susu untuk pertumbuhan mereka," kata Setyo.

Advertising
Advertising

Selain mengrim bantuan logstik, Setyo berujar Polri sudah melakukan upaya komunikasi dengan kelompok bersenjata. Namun, upaya tersebut menurut Setyo ditolak oleh kelompok bersenjata. "Kita sudah berupaya memberikan alat komunikasi berupa radio komunikasi kepada mereka tapi tidak disambut," ucap dia.

Sampai sekarang, aparat masih melakukan tahap negosiasi kepada kelompok bersenjata yang menyandera warga. Polri juga telah menetapkan 21 orang daftar pencarian orang (DPO) atas beberapa aksi teror yang dilakukan di wilayah Tembagapura Papua itu. Hingga kini, masih dilakukan pengejaran pada 21 nama tersebut.

Baca juga: Polisi Dinilai Manipulasi Kabar Penyanderaan Warga Papua

Informasi penyanderaan warga di desa tersebut dibantah pengacara Hak Asasi Manusia Veronica Koman. Veronica menyebut polisi sudah memanipulasi berita penyanderaan dan intimidasi terhadap 1.300 warga di Desa Kimberli dan Banti, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua. Veronica menuduh Kepolisian telah memanipulasi fakta mengenai situasi yang sebenarnya di wilayah itu. “Tidak benar itu (penyanderaan),” kata Veronica kepada Tempo di Jakarta, Minggu, 12 November 2017.

Vero mengatakan bahwa KKB kelompok kriminal bersenjata ada sebutan kepolisian untuk Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM). “Kepolisian mengganti TPN dengan KKB untuk justifikasi dan tujuan tertentu.” Salah satunya agar kepolisian bisa menyisir perkampungan. Warga di kedua kampung, menurut dia, justru merasa terintimidasi oleh kehadiran TNI dan Polri.

Berita terkait

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

14 jam lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

23 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya