Disentil Wapres Jusuf Kalla, Begini Jawaban PAN

Rabu, 1 November 2017 09:42 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla dan KH. Salahuddin Wahid di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, 29 Oktober 2017. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta – Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno mengatakan penolakan partainya terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) tentang Organisasi Masyarakat (Ormas) yang telah disahkan menjadi undang-undang karena berkaitan dengan konstituen yang dimiliki partainya. Menurut Eddy, PAN menolak Perpu Ormas karena partainya tidak ingin berseberangan dengan konsituen utama mereka.

“Konstituen utama kita Muhammadiyah, ketika Muhammadiyah mengatakan bahwa menolak Perpu Ormas itu, ya kita tidak boleh berseberangan dengan konsituen utama kita,” kata Eddy ketika dihubungi Tempo pada Rabu, 1 November 2017.

Baca: Jusuf Kalla Kritik Sikap PAN yang Berseberangan dengan Pemerintah

Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya mengkritik sikap PAN yang kembali berseberangan dengan sikap pemerintah, terutama soal Perpu Ormas. Padahal, PAN termasuk dalam koalisi partai-partai pendukung pemerintah. “Itu demokrasi masing-masing (partai). Tapi kurang etis,” kata Kalla di kantornya kemarin.

Kalla mengatakan, bahwa ia dan Presiden Jokowi hingga saat ini belum menentukan keputusan apapun terhadap sikap PAN yang dinilai kerap berseberangan dengan keputusan pemerintah. Termasuk juga terhadap koalisi partai-partai pemerintah yang mana PAN menjadi bagian bersama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan Pembangunan.

Advertising
Advertising

Baca: Banyak Pihak Ingin UU Ormas Direvisi, Begini Tanggapan Wapres JK

Kendati demikian, Eddy mengatakan bahwa secara umum partainya mendukung semua keputusan dan kebijakan pemerintah. Menurutnya, khusus untuk Perpu Ormas partainya terpaksa berbeda pandangan karena sedang menyuarakan aspirasi konsituen terbesar partainya. “Terpaksa berbeda pandangan karena memang kita menyuarakan aspirasi apa yang disampaikan oleh konstituen kita. PAN-nya habis nanti tahun 2019,” kata Eddy.

Berita terkait

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

2 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

5 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

9 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

10 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

10 hari lalu

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

KPU dan Ketum PAN Zulkifli Hasan menanggapi gugatan PDIP di PTUN terkait pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Begini kata mereka.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

10 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

12 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

13 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

22 hari lalu

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

Zita Anjani didorong berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta. Berikut profil putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

24 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya