Menlu Retno: Kerja Sama D8 Harus Bisa Kurangi Kesenjangan Ekonomi

Jumat, 20 Oktober 2017 02:02 WIB

Menlu Retno Marsudi menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN untuk membahas Rohingya di Yangon, Myanmar, 19 Desember 2016. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Developing Eight Countries atau D8 harus dapat mengurangi kesenjangan antara yang miskin dan kaya di semua negara anggota. Ia mengatakan bahwa ke depan, kerja sama D8 harus diarahkan kepada bidang-bidang yang secara langsung dapat membawa kesejahteraan bagi semua rakyat di tiap negara.

“Kita harus terus membuat organisasi D8 tetap menjadi sebuah platform ekonomi yang relevan, memastikan agar dapat berkontribusi secara nyata kepada kesejahteraan rakyat,” kata Retno Marsudi saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri ke-17 D8 di Istanbul, Turki, Kamis, 19 Oktober 2017, dikutip dari siaran tertulis yang diterima Tempo.

Baca: JK: Indonesia Ingin KTT D8 Fokus Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi

Menurut Retno, hal ini penting mengingat kemiskinan dan ketimpangan ekonomi sering menjadi akar masalah dari berbagai kejahatan lintas batas termasuk perdagangan narkoba dan terorsime.

“Bidang-bidang kerja sama D8 harus bisa mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan miskin, seperti di bidang pertanian, UMKM, infrastruktur dan konektivitas, serta kelautan,” kata Retno.

Retno menilai sangat penting partisipasi dan keterlibatan lebih luas dari sektor swasta termasuk usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM dalam berbagai kerja sama ekonomi D8. Sinergi yang kuat antara sektor swasta dan pemerintah dapat mengurangi biaya pembangunan dan meningkatkan efek pengganda keuntungan ekonomi dan pembangunan bagi rakyat.

“Kemitraan Pemerintah yang kuat dengan sektor swasta, akan meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan memperkuat kapasitas sektor swasta termasuk UMKM,” kata Retno.

Baca juga: Iran Inginkan Posisi Sekretaris Jenderal pada KTT D8

Retno juga mengajak seluruh negara anggota D8 untuk dapat memperluas peluang melalui kerja sama Selatan-Selatan yang lebih erat. Menteri Luar RI menekankan bahwa kerja sama Selatan-Selatan yang kuat akan dapat memberikan kontribusi dalam mendorong kemandirian negara-negara berkembang dalam pembangunan ekonomi di tengah tantangan global yang semakin besar.

Organisasi D8 dibentuk melalui Deklarasi Istanbul pada tanggal 15 Juni 1997. Anggotanya terdiri dari Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki. D-8 bertujuan menghimpun kekuatan negara-negara berpenduduk muslim dalam memperkuat ekonominya guna menghadapi tantangan global yang semakin besar.

Berita terkait

Konflik di Sudan: Bersiap Evakuasi ke Indonesia, Ini 5 Instruksi KBRI Khartoum kepada WNI di Sudan

25 April 2023

Konflik di Sudan: Bersiap Evakuasi ke Indonesia, Ini 5 Instruksi KBRI Khartoum kepada WNI di Sudan

Konflik di Sudan, WNI menunggu evakuasi. Berikut instruksi KBRI Khartoum persiapan WNI pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

73 Tahun UGM: Selain Jokowi, 8 Menteri Kabinet Joko Widodo Ini Alumnus Universitas Gadjah Mada

19 Desember 2022

73 Tahun UGM: Selain Jokowi, 8 Menteri Kabinet Joko Widodo Ini Alumnus Universitas Gadjah Mada

Selain Presiden Jokowi berikut jajaran menteri di kabinetnya yang juga alumnus UGM. Antara lain Pratikno, Retno LP Marsudi dan Budi Karya Sumadi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Ajak Negara D-8 Fokus di Industri Halal

7 April 2021

Indonesia Ajak Negara D-8 Fokus di Industri Halal

Wamenlu Mahendra Siregar menyarankan agar negara D-8 fokus pada industri halal dan keuangan Islam untuk mendorong pemulihan ekonomi

Baca Selengkapnya

Wamenlu Mahendra Siregar Ajak Negara D-8 Tingkatkan Kerja Sama di Tengah Pandemi

7 April 2021

Wamenlu Mahendra Siregar Ajak Negara D-8 Tingkatkan Kerja Sama di Tengah Pandemi

Wamenlu Mahendra Siregar menyerukan peningkatan kerja sama di antara delapan negara berkembang dengan mayoritas penduduk Islam atau D-8.

Baca Selengkapnya

40 Tewas, Kepala Negara Islam Kutuk Penembakan di Selandia Baru

15 Maret 2019

40 Tewas, Kepala Negara Islam Kutuk Penembakan di Selandia Baru

Para kepala negara Islam mengutuk penembakan di Selandia Baru yang menewaskan 40 orang di 2 masjid di kota Christchurch.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bantu Pengungsi Palestina US$ 1 Juta

6 Maret 2019

Indonesia Bantu Pengungsi Palestina US$ 1 Juta

Menlu Retno Marsudi dan Komisioner Jenderal UNRWA menandatangani perjanjian kontribusi kemanusiaan Indonesia untuk pengungsi Palestina di Yordania.

Baca Selengkapnya

Menlu dan Menkumham Koordinasi Soal Pelarangan WNI ke Israel

1 Juni 2018

Menlu dan Menkumham Koordinasi Soal Pelarangan WNI ke Israel

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly berkoordinasi soal pelarangan visa turis Indonesia di Israel.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Dapat Penghargaan The Sun of Peru

25 Mei 2018

Menlu Retno Dapat Penghargaan The Sun of Peru

Menlu Retno LP Marsudi menerima penghargaan dari pemerintah Peru atas upayanya memajukan hubungan bilateral Indonesia-Peru

Baca Selengkapnya

Berburu Lelang Koleksi Pribadi Pejabat, Ada Sepatu Rp 1.000

24 Februari 2018

Berburu Lelang Koleksi Pribadi Pejabat, Ada Sepatu Rp 1.000

Pada Rabu, 23 Februari, bertempat di Galeri Nasional Indonesia, akan digelar Lelang Sukarela Koleksi Pribadi. Harga dari Rp 1.000 hingga Rp 10 juta.

Baca Selengkapnya

Bertemu PM Cina, Menlu Retno Bahas Ekonomi dan Investasi

8 Februari 2018

Bertemu PM Cina, Menlu Retno Bahas Ekonomi dan Investasi

Menlu Retno akan membahas ker ja sama ekonomi, investasi, politik kawasan dengan PM Cina, Le Keqiang.

Baca Selengkapnya