JK Tolak Densus Antikorupsi, Yasonna: Bukan Sikap Resmi Istana

Rabu, 18 Oktober 2017 13:19 WIB

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kiri) bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, 3 Juli 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly tidak mempersoalkan pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyebut Densus Antikorupsi Kepolisian RI belum perlu dibentuk. Menurut Yasonna, ucapan JK itu bukan sikap resmi dari Istana.

"Kan Pak JK belum memberikan statement apakah sudah bicara dengan Presiden atau belum, saya enggak tahu. Itu bos-bos-lah yang tahu," kata Yasonna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2017.

Baca juga: Jusuf Kalla: Pembentukan Densus Antikorupsi Belum Perlu

Menurut Yasonna, pembentukan Densus Antikorupsi ini belum pernah dibahas dalam rapat kabinet terbatas. "Pembentukan Densus, kan tentunya (pembentukan) lembaga baru harus dibicarakan bersama dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara," ucapnya.

Ketimbang mempersoalkan keberadaan Densus Antikorupsi, kata Yasonna, ada yang lebih penting didiskusikan, yaitu menguatkan koordinasi di antara kepolisian, kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Lebih penting sinkronisasi dan satu roadmap bersama. Ini yang perlu kita tindak lanjuti," tuturnya.

Baca juga: Istana: Pembentukan Densus Antikorupsi Tidak Perlu Dikhawatirkan

Yasonna, yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, berujar para pemimpin KPK tidak ada yang mempermasalahkan bila Polri membentuk Densus Antikorupsi. KPK justru menyarankan perlunya koordinasi saat membentuk roadmap pemberantasan korupsi.

Berbeda dengan Jusuf Kalla, Yasonna justru membela Polri soal pembentukan Densus Antikorupsi. Menurut Yasonna, Polri memiliki niat baik, yaitu ingin pemberantasan korupsi bisa berjalan lebih cepat.

Baca juga: Densus Antikorupsi Polri Dinilai Menyalahi KUHAP

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemberantasan korupsi saat ini cukup dengan memaksimalkan kerja dan koordinasi antara KPK, kepolisian, dan kejaksaan. Ia menilai belum perlu ada tim baru untuk memberantas korupsi.

Pembentukan Densus Antikorupsi ini, kata Kalla, bila tanpa perencanaan yang matang, bisa berpotensi menghambat pembangunan. Ia khawatir keberadaan tim densus hingga tingkat kepolisian sektor akan membuat para pengambil keputusan di daerah gelisah. Pejabat takut mengambil keputusan karena khawatir masuk kategori korupsi.

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

8 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

11 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

12 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

22 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

23 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

23 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

23 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

23 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

41 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya