Aher: Pondok Pesantren Mampu Hadirkan Moralitas Kuat bagi Umat
Rabu, 18 Oktober 2017 11:47 WIB
INFO JABAR – Pondok pesantren (ponpes) tertulis dalam tinta sejarah emas bangsa ini. Kontribusi nyata para ulama dan santri ponpes mampu menghadirkan kedigdayaan negeri Indonesia, sehingga mampu keluar dari penjajahan di masa perjuangan.
Kontribusi tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Ponpes dinilai mampu menghadirkan cara mendidik generasi yang kuat secara ilmu dunia dan akhirat. Cara mendidik seperti ini jarang dimiliki lembaga pendidikan lain di Indonesia. Hasilnya, ponpes mampu menghadirkan generasi yang kuat secara rohani dan jasmani, juga kuat dari aspek karakter serta moral sebagai insan manusia.
Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ke-2 Pondok Pesantren Muhammadiyah, di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Kabupaten Garut, Selasa, 17 Oktober 2017.
Di hadapan para santri dan para pengurus Ponpes Muhammadiyah dari seluruh Indonesia, Aher, sapaan akrab Gubernur Jawa Barat, menjelaskan mengenai konsep cara mendidik yang dihadirkan ponpes sejak lama. Menurut Aher, ponpes satu-satunya lembaga pendidikan yang berhasil memadukan dua kutub keilmuan, yaitu ‘ulum dan funun.
‘Ulum adalah jenis-jenis keilmuan beraneka ragam yang bersumber dari wahyu Al-Quran dan sunah Rasulullah SAW. Output-nya adalah nilai-nilai kehidupan yang mengajak manusia hidup lurus menuju titik akhir, yaitu akhirat. Namun, kata Aher, ilmu itu saja tidak cukup karena kita hidup di dunia untuk berkemajuan. Perlu ada kutub lain, yaitu funun.
Funun merupakan jenis-jenis keilmuan yang bersumber dari ayat-ayat alam semesta ciptaan Allah, kemudian digunakan manusia untuk memudahkan kehidupan. Hidup kita terarah karena ‘ulum yang bersumber dari wahyu. Lalu, hidup kita mudah karena funun, aspek ilmu pengetahuan dan perkembangan iptek untuk kemajuan yang diinginkan bersama.
“Itulah dua kutub keilmuan yang seimbang dan ternyata setelah kami berfikir, berfikir, dan berfikir, ternyata yang bisa memadukan dua kutub ilmu ini adalah pesantren-pesantren di Indonesia,” katanya.
“Karena itu, pesantren harus berkembang dengan ajarannya di negeri kita. Karena kekhasan Indonesia dengan penjagaan moral yang sangat kuat selama ini, salah satunya karena kehadiran pesantren-pesantren,” ujarnya.
Aher menyambut baik digelarnya Rakornas Pondok Pesantren Muhammadiyah di Kabupaten Garut. Bagi dia, menjadi sebuah kehormatan dan kebanggaan Muhammadiyah menunjuk Jawa Barat sebagai tuan rumah. Rakornas tersebut sekaligus menjadi napak tilas perjalanan Muhammadiyah di Jawa Barat yang berawal dari Garut. Daerah ini memiliki kedekatan historis dengan perjalanan Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat terbesar di Indonesia. Menurut Aher, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi bagi sektor kehidupan yang sangat beragam di negeri ini.
“Teriring harapan Rakornas ini berjalan lancar tanpa hambatan berarti, serta dapat menghasilkan program-program strategis yang senantiasa mengedepankan kepentingan, kemaslahatan umat, dan mampu memberikan manfaat besar bagi warga Pondok Pesantren Muhammadiyah khususnya. Serta umat Islam dan masyarakat pada umumnya, khususnya di Jawa Barat,” tuturnya. (*)