Pemerintah Dinilai Menyepelekan Tekanan AS

Reporter

Editor

Kamis, 21 Juni 2007 08:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Koordinator Riset Hak Asasi Manusia Imparsial, Bhatara Ibnu Reza menyayangkan sikap pemerintah yang menyepelekan masalah retriksi pemberian bantuan militer pemerintah Amerika Serikat. Dalam masalah itu, pemerintah Abang Sam mengaitkan pertanggungjawaban Jenderal (Purn) Wiranto dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia di Timor-Timur sebagai syarat pemberian bantuan. Bhatara menuturkan, dalam permasalahan syarat pertanggungjawaban Wiranto, seharusnya pemerintah melihatnya dari sisi perkembangan perlindungan HAM di Indonesia. “Sepanjang pelanggaran HAM tidak diadili, tidak ada efek jera kepada pelaku. Nyatanya pelanggaran HAM itu terus terjadi, dan saya prediksikan akan berulang," tutur Bhatara kepada Tempo di Jakarta, Kamis (21/6). Dia pun mempertegas, pertanggungjawaban Wiranto atas kasus Timor-timur pun jangan dianggap selesai. Bhatara menyayangkan sikap Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono yang percaya diri mengatakan, urusan pengawasan pemberian bantuan militer adalah urusan pemerintah dan Kongres Amerika dan bukan urusan Indonesia. “Seharusnya ada upaya dari pemerintah untuk itu,” ujarnya. Bhatara menekankan bahwa embargo militer Amerika sangat berarti bagi perkembangan profesionalitas Tentara Nasional Indonesia. Pada saat Indonesia dikenai embargo pascajajak pendapat Timor-Timur, kata dia, persenjataan tentara Indonesia karut marut. "Tidak jelas arahnya. Makanya, embargo harus disikapi serius.” Budi Saiful Haris

Berita terkait

Isnilon dan Omar Maute Tewas, Wiranto Merujuk Pertemuan Manado

16 Oktober 2017

Isnilon dan Omar Maute Tewas, Wiranto Merujuk Pertemuan Manado

Wiranto berujar pemerintah Indonesia akan menanyakan ke Filipina kapan kira-kira masalah ISIS di Marawi tuntas.

Baca Selengkapnya

Jenderal Wiranto Kritik Pemimpin Negeri

27 Mei 2012

Jenderal Wiranto Kritik Pemimpin Negeri

Mereka hanya menggunakan akalnya.

Baca Selengkapnya

Ambang Batas Calon Presiden Diusulkan 3,5 Persen

27 Mei 2012

Ambang Batas Calon Presiden Diusulkan 3,5 Persen

Untuk mendapatkan presiden yang berkualitas, tentunya lebih
banyak calon akan lebih baik.

Baca Selengkapnya

Wiranto Siap Jadi Capres Lagi di 2014  

22 Mei 2012

Wiranto Siap Jadi Capres Lagi di 2014  

Menurut Wiranto, pencalonan dirinya sudah diputuskan pada rapat kerja nasional Hanura akhir 2011 lalu.

Baca Selengkapnya

Hanura Optimistis Raup 10 Persen Suara

20 Desember 2011

Hanura Optimistis Raup 10 Persen Suara

Partai ini juga optimistis bisa dapat kursi di tiap daerah pemilihan. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya

Wiranto Minta Pemerintah Konsisten Bila Ingin Sederhanakan Partai

13 Januari 2011

Wiranto Minta Pemerintah Konsisten Bila Ingin Sederhanakan Partai

Menurut Wiranto, PT yang realistis 2,5 sampai 4 persen.

Baca Selengkapnya

Hanura Patok Ambang Batas Parlemen 3 Persen

20 Desember 2010

Hanura Patok Ambang Batas Parlemen 3 Persen

Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) meminta penentuan parliamentary threshold atau ambang batas parlemen harus dilakukan secara rasional. Demi jalan kompromi, Hanura berani mematok ambang batas parlemen sebaiknya ditetapkan tiga persen.

Baca Selengkapnya

Hanura Belum Usung Calon Presiden

20 Desember 2010

Hanura Belum Usung Calon Presiden

Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto mengatakan partainya belum mewacanakan siapa calon presiden yang bakal diusung. Langkah ini dilakukan agar Hanura tetap fokus pada konsolidasi partai.

Baca Selengkapnya

Hanura Targetkan Lima Besar di 2014  

20 Desember 2010

Hanura Targetkan Lima Besar di 2014  

Keyakinan memperoleh lima besar, kata Wiranto, bukan sesuatu yang mustahil. Perolehan Hanura di Dewan Perwakilan Rakyat memang hanya berada di posisi sembilan. Namun bila ditotal secara nasional, suara Hanura berada pada enam besar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Pendekar Kawal Kampanye Wiranto

24 Juni 2009

Ratusan Pendekar Kawal Kampanye Wiranto

Kepada para pedagang, Wiranto berjanji, jika terpilih sebagai wakil presiden tak akan melupakan rakyat kecil seperti pedagang di pasar.

Baca Selengkapnya