DPR Minta TNI Polri Dilibatkan Dalam Pembahasan Perpu Ormas

Rabu, 4 Oktober 2017 18:46 WIB

Massa aksi 299 yang menuntu Perppu Ormas dan penolakan pada PKI menggelar Salat Jumat di Depan DPR.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat memulai pembahasan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan atau Perpu Ormas. Dalam rapat perdana tersebut, Komisi II meminta pemerintah menghadirkan instansi terkait, seperti Kementerian Agama dan Panglima Tentara Nasional Indonesia dalam pembahasan.

"Dari meja pimpinan, kami menyampaikan pemerintah tolong hadirkan supaya pembahasan bisa cepat. Komunikasi dengan pemerintah biasanya cepat direspons," kata Ketua Komisi II Zainuddin Amali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 4 Oktober 2017.

Baca juga: Komisi Pemerintahan DPR Mulai Bahas Perpu Ormas

Dalam rapat tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Soedarmo mewakili pemerintah dalam pembahasan. Beberapa perwakilan dari Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan serta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga hadir.

Ketidakhadiran dua menteri yang juga ditunjuk Presiden untuk membahas perpu tersebut menuai protes dari sejumlah anggota Dewan. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo serta Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly tak hadir dalam rapat.

Baca juga: Yusril Minta MK Mempercepat Putusan Soal Perpu Ormas

Anggota Komisi II dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera, bahkan meminta pimpinan komisi memasukkan permintaan masuknya sejumlah elemen pemerintah, yakni Kementerian Agama, Kepolisian RI, dan TNI, ke kesimpulan rapat. "Ini sangat diperlukan terkait dengan eskalasi yang berkembang," katanya. Ia pun merasa kecewa karena rapat perdana hanya dihadiri satu menteri perwakilan pemerintah.

Anggota Komisi II dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Yandri Susanto, pun berharap pemerintah datang full team. "Ruhnya ada di Menteri Dalam Negeri, bukan Kominfo. Kita penting mengingatkan pemerintah agar jangan dianggap remeh," ujarnya. Ia berpendapat pembahasan perpu ini adalah kepentingan pemerintah.

Baca juga: Bertemu Perwakilan Aksi 299, Tiga Partai Siap Tolak Perpu Ormas

Anggota Komisi II dari Fraksi Golkar, Tubagus Ace Hasan Syadzily, menganggap kritikan PAN dan PKS tak bisa diabaikan. Bahkan dia menyarankan pemerintah menghadirkan Badan Intelijen Negara dalam pembahasan. "BIN juga perlu dihadirkan. Ormas-ormas itu, mana saja yang berpotensi dibubarkan," ucapnya.

Rudiantara mengatakan pemerintah telah berkonsultasi terkait dengan kehadiran dalam rapat komisi. "Itu justru menunjukkan keseriusan pemerintah untuk tidak menunda," tuturnya.

Berita terkait

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

6 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

6 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya