Ahmad Heryawan Cerita Soal Hubungan Jawa-Sunda dan Perang Bubat

Rabu, 4 Oktober 2017 14:48 WIB

Gubernur Ahmad Heryawan di Pesta Gedung Sate, Sabtu, 30 September 2017. (Dok. Pemrov Jabar)

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menuturkan munculnya ganjalan hubungan emosional antara suku Jawa dan Sunda selama ini, sebagian dipicu peristiwa sejarah Pasundan Bubat atau lebih dikenal Perang Bubat yang terjadi abad ke-14 silam.

“Peristiwa Perang Bubat ini masih memengaruhi alam bawah sadar sebagian masyarakat kita (Sunda),” ujar Aher, panggilan Ahmad Heryawan, di sela peresmian nama Jalan Siliwangi dan Padjajaran, di Yogyakarta, Selasa, 3 Oktober 2017.

Perang Bubat selama ini mengisahkan tentang pembantaian prajurit dari Kerajaan Sunda oleh Kerajaan Majapahit. Kekalahan Kerajaan Sunda ini seolah terus terbawa menjadi dendam dan prasangka hingga NKRI terbentuk.

Aher mengatakan, pengaruh peristiwa sejarah itu terbawa terus oleh sebagian masyarakat dan tercatat masih kerap muncul pada momen-momen tertentu. Mulai peristiwa politik, seperti pemilihan presiden yang menampilkan sejumlah tokoh hingga momen privat, seperti pernikahan di masyarakat.

Baca juga: Laporan Keuangan Jawa Barat WTP, Aher: Saya Jadi Tukang Jegal

Misalnya saja, ujar Aher, di masyarakat Sunda kerap muncul sebuah stigma yang seolah melarang laki-laki Sunda menikahi gadis Jawa, yang diperbolehkan adalah laki-laki Jawa menikahi perempuan Sunda. Bahkan sampai sekarang, di Jawa Barat tak ada nama sarana umum seperti jalan yang berhubungan dengan Majapahit, misalnya Hayam Wuruk.

Begitu pula sebaliknya, tak ada nama sarana umum berunsur Sunda, seperti Siliwangi dan Padjajaran, di wilayah Jawa khususnya Jawa Timur. “Perasaan kolektif dan prasangka akibat peristiwa sejarah yang dibawa terus seperti ini, jika diteruskan jelas merugikan perjalanan bangsa,” katanya. Dalam pandangan Aher, peristiwa Pasundan Bubar atau Perang Bubat perlu ditelaah kembali kebenarannya.

Meski bukanlah mitos, tapi sejarah terbuka untuk dikaji ulang hingga kebenarannya terkuak. “Saya pribadi curiga, peristiwa Perang Bubat ini dijadikan bagian dari politik pecah-belah Penjajah Belanda, agar etnis Sunda dan Jawa terbelah,” ucapnya.

Sebab, ujar Aher, sampai saat ini, prasasti soal Perang Bubat juga tak pernah ditemukan, baik di kawasan Sunda maupun di kawasan Jawa. Kisah itu hanya tersampaikan dalam wujud manuskrip atau tulisan tangan, yakni Serat Pararaton.

Baca juga: Aher Minta AP 2 Percepat Kerja Sama Pengelolaan Bandara Kertajati

Aher mengetahui, bukti kuat untuk menjamin otentisitas sejarah itu karena adanya prasasti, dibandingkan dengan tulisan tangan. “Serat Pararaton yang menulis peristiwa itu baru ditulis 117 tahun setelah Perang Bubat terjadi, ini jelas bisa bias,” tuturnya. Perang Bubat terjadi pada 1357 tetapi baru ditulis pada 1474.

Ahmad Heryawan menduga kuat, ketika kebenaran peristiwa Perang Bubat itu masih bias, pada 1920, Pemerintah Hindia-Belanda mewajibkan cerita Perang Bubat ini diajarkan di sekolah-sekolah Belanda di Jawa Barat. “Makanya saat Belanda masuk dan mewajibkan cerita itu diajarkan, saya curiga ini bagian devide at impera (adu domba), agar Sunda-Jawa tak akur,” katanya.

Berita terkait

Jika Cawapres Anies Baswedan Bukan Kader PKS, Ahmad Syaikhu: Enggak Masalah

5 Agustus 2023

Jika Cawapres Anies Baswedan Bukan Kader PKS, Ahmad Syaikhu: Enggak Masalah

PKS sudah mengusulkan kadernya, yaitu eks Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk jadi cawapres Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

NasDem Minta Anies Baswedan Pilih Cawapres Bukan Karena Punya Parpol, PKS Waspadai Demokrat Ngambek

1 Agustus 2023

NasDem Minta Anies Baswedan Pilih Cawapres Bukan Karena Punya Parpol, PKS Waspadai Demokrat Ngambek

PKS mengingatkan agar pemilihan cawapres Anies Baswedan tidak membuat Partai Demokrat Ngambek.

Baca Selengkapnya

NasDem Berharap Anies Baswedan Maju Selangkah Pimpin Koalisi: Bentuk Tim Pemenangan dan Sosialisasi

1 Agustus 2023

NasDem Berharap Anies Baswedan Maju Selangkah Pimpin Koalisi: Bentuk Tim Pemenangan dan Sosialisasi

NasDem berharap Anies Baswedan menunjukkan kemajuan dalam memimpin Koalisi Perubahan dengan membentuk tim pemenangan dan menentukan cawapres.

Baca Selengkapnya

Kriteria 0 Cawapres Anies Baswedan, Begini Tanggapan Partai Anggota Koalisi Perubahan

25 Juli 2023

Kriteria 0 Cawapres Anies Baswedan, Begini Tanggapan Partai Anggota Koalisi Perubahan

Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan sebut kriteria cawapres dirinya di Pilpres 2024 dengan kriteria 0. Apa kata anggota Koalisi Perubahan?

Baca Selengkapnya

Soal Cawapres Anies Baswedan, AHY: Sudah Final

20 Juli 2023

Soal Cawapres Anies Baswedan, AHY: Sudah Final

AHY menyatakan cawapres Anies Baswedan sudah final.

Baca Selengkapnya

Demokrat Ancam Evaluasi, NasDem Tak Khawatir

6 Juni 2023

Demokrat Ancam Evaluasi, NasDem Tak Khawatir

Ketua DPP Partai Nasdem Taufik Basari menyatakan partainya bersama Partai Demokrat dan PKS sudah memiliki kesepakatan dalam Koalisi Perubahan.

Baca Selengkapnya

Tolak Jadi Cawapres Anies Baswedan, Mahfud Md: Agar Koalisi Perubahan Tak Bubar

6 Juni 2023

Tolak Jadi Cawapres Anies Baswedan, Mahfud Md: Agar Koalisi Perubahan Tak Bubar

Mahfud Md menyatakan menolak menjadi Cawapres Anies Baswedan untuk menjaga keutuhan Koalisi Perubahan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Desak Cawapres Anies Baswedan Segera Diumumkan, Taufik Basari Singgung Soal Kesepakatan Koalisi

6 Juni 2023

Demokrat Desak Cawapres Anies Baswedan Segera Diumumkan, Taufik Basari Singgung Soal Kesepakatan Koalisi

Taufik Basari menyinggung soal kesepakatan Koalisi Perubahan yang menyerahkan soal Cawapres kepada Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Cawapres Anies Baswedan Akan Ditentukan Dalam 1-2 Hari ke Depan

30 Mei 2023

Cawapres Anies Baswedan Akan Ditentukan Dalam 1-2 Hari ke Depan

Ketua umum partai dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan akan membahas Cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan dalam satu dua hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sudah Kantongi Nama Cawapres Pendampingnya, Tapi Belum Akan Diumumkan

18 Mei 2023

Anies Baswedan Sudah Kantongi Nama Cawapres Pendampingnya, Tapi Belum Akan Diumumkan

Anies Baswedan mengaku sudah kantongi nama Cawapres yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024. Namun dia belum mau mengumumkannya.

Baca Selengkapnya