TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan Usman Sumantri menjelaskan program internship yang diikuti oleh Dionisius Giri Samudra, atau biasa dipanggil Andra, yang meninggal saat menjalankan tugasnya sebagai dokter magang di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku, merupakan program pemandirian dokter yang baru saja lulus untuk menyelaraskan hasil pendidikannya dengan kondisi di lapangan.
“Program ini dibuat untuk kepentingan dokter itu sendiri. Untuk apa? Supaya mereka siap dan sudah mahir ketika kelak menjalankan prakteknya secara mandiri,” kata Usman saat dihubungi pada Sabtu, 14 November 2015.
Usman berujar, program internship yang diikuti oleh para dokter yang berstatus magang tersebut memang diwajibkan oleh World Federation of Medical Education, lembaga pendidikan dokter yang berada di bawah World Health Organization (WHO). “Karena dalam kurikulum pendidikan dokter berbasis kompetensi, masa pendidikan dokter dipersingkat menjadi 5,5 tahun. Untuk itu, program internship ini dianggap perlu sebagai pemahiran dokter muda,” ujar Usman.
Menurut Usman, program internship yang dimulai sejak 2003 lalu ini diinisiasi dan dikembangkan oleh Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan Kolegium Dokter Indonesia. “Pada waktu itu Pak Fasli Jalal yang melakukan studi orientasi ke Australia, Inggris, Belanda, dan Singapura. Mereka kemudian merekomendasikan adanya internship bagi para dokter,” tutur Usman.
Usman menambahkan, program internship ini dikelola oleh Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) yang mana terdiri dari Kementerian Kesehatan, PB IDI, Kolegium Dokter Indonesia, ARSADA, dan AIPKI. “Oleh komite ini, rumah sakit dan puskesmas yang dijadikan wahana internship tersebut mesti di-survey kelayakannya terlebih dahulu. Pendamping pun juga sudah dilatih oleh KIDI dan mendapatkan akreditasi dari Kemenkes,” kata Usman.
Usman pun menjelaskan, setiap provinsi di Indonesia memiliki perwakilan KIDI yang bertugas memantau pelaksanaan program internship tersebut.
Selain itu, pada 2013 lalu, sudah dilakukan evaluasi terhadap program internship ini oleh fakultas-fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada yang bekerja sama dengan Badan Litbangkes. “Hasilnya, DPR merekomendasikan agar program ini dilanjutkan karena terbukti mematangkan dokter dalam pelayanan kesehatan dan penjaminan keselamatan pasien,” ujar Usman menjelaskan.
Pada Rabu kemarin, seorang dokter yang tengah menjalani program internship, Dionisius Giri Samudra alias Andra meninggal di Rumah Sakit Cendrawasih, Dobo, Keplauan Aru, Maluku. Dokter yang mengenyam pendidikan di Universitas Hasanudin, Makassar, tersebut didiagnosa menderita penyakit yang diakibatkan oleh virus campak dengan komplikasi infeksi otak atau ensefalitas.
Pada akhir Oktober lalu, Andra sempat kembali ke Jakarta selama dua pekan. Saat kembali ke Dobo pada 7 November, Andra berada dalam kondisi demam. Akan tetapi, karena tanggung jawabnya kepada tugas, Andra pun memutuskan tetap berangkat dan menjalankan tugasnya di Dobo.
ANGELINA ANJAR SAWITRI