TEMPO.CO, Jombang - Ketua Steering Committee (SC) Panitia Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Slamet Effendi Yusuf sempat dilarang masuk oleh Barisan Serbaguna (Banser) Ansor, yang menjaga tempat pendaftaran peserta Muktamar NU di Gedung Olahraga (GOR) Jombang, Sabtu, 1 Agustus 2015.
Slamet dilarang masuk melalui pintu masuk lokasi pendaftaran peserta karena memang tak memakai kartu tanda panitia. Larangan masuk itu sempat membuat Slamet marah. “Saya mau masuk. Anda tahu siapa saya?” kata Slamet kepada seorang anggota Banser yang berusia muda.
Baca Juga:
Slamet adalah bekas Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor selama dua periode pada 1985-1990 dan 1990-1995. “Pak Slamet ini mantan Ketua Umum GP Ansor,” ujar seseorang yang mendampingi Slamet.
Sempat terjadi ketegangan. Akhirnya, seorang Banser senior membawa Slamet dan sejumlah pendampingnya ke pintu samping GOR atau pintu keluar tempat pendaftaran. Slamet membantah ada kendala terkait dengan akses masuk ke gedung pendaftaran. “Enggak ada masalah. Mereka memang menjalankan tugasnya karena saya memang enggak memakai ID card,” tuturnya.
Soal berdesakannya calon peserta karena akses pintu masuk lokasi pendaftaran hanya satu pintu, Slamet mengatakan itu tidak jadi persoalan. “Itu wajar,” ucapnya singkat sambil masuk ke lokasi pendaftaran melalui pintu samping.
Banyak Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) yang mengeluhkan susahnya akses masuk ke lokasi pendaftaran karena dibuat hanya satu pintu. Akibatnya, calon peserta yang capek antre mudah emosi hingga menimbulkan kericuhan.
“Baru kali ini seperti ini. Muktamar-muktamar sebelumnya tidak seperti ini,” kata Rais Syuriah PCNU Bener Meriah, Aceh, KH Sarkowi yang menunggu pendaftaran.
Sarkowi mengatakan seharusnya panitia menyediakan lebih banyak pintu masuk sehingga proses pendaftaran lancar. “Pesertanya ribuan dari seluruh Indonesia, kok hanya dibuat satu pintu?” ujarnya.
Muktamar NU ke-33 di Jombang pada 1-5 Agustus 2015 akan dibuka malam ini oleh Presiden Joko Widodo di Alun-alun Jombang. Selain alun-alun, muktamar juga menempati empat pondok pesantren di Jombang, antara lain Tebuireng (Cukir), Mambaul Ma’arif (Denanyar), Bahrul Ulum (Tambakberas), dan Darul Ulum (Peterongan).
ISHOMUDDIN