TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan segera tiba, umat Islam akan menjalankan ibadah puasa. Beberapa pihak berpandangan agar warung atau tempat makan ditutup saja selama umat Islam menjalani ibadah puasa. Namun Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, warung atau tempat makan tidak perlu dipaksa ditutup.
“Warung-warung tak perlu dipaksa tutup. Kita harus hormati juga hak mereka yang tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa.” kata Menteri Agama melalui serial twit dengan #ubahtwit menanggapi adanya perubahan atas kutipan cuitannya hingga menjadi “Kita harus hormati yang tak puasa”, Selasa, 9 Juni 2015.
“Tapi kalau kalimat twit saya itu diubah jadi: “Kita harus hormati yang tak puasa”, tentu maknanya jadi berbeda sama sekali,” kata Menteri Agama Lukman seperti dikutip situs Kemenag.go.id.
Menurut Menteri Lukman, ada dua hal yang ingin disampaikan melalui cuitan tersebut. Pertama, tidak perlu ada paksaan untuk menutup warung di bulan puasa. "Bila ada yang sukarela menutup warungnya, tentu kita hormati. Tapi muslim yang baik, tidak memaksa orang lain menutup sumber mata pencariannya demi tuntutan hormati yang sedang puasa. Menteri Agama mengatakan saling menghormati adalah ideal, tapi jangan paksa satu kepada yang lain.
Baca juga:
Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 18 Juni 2015
Jawa Timur Siapkan 850 Ribu Ekor Sapi untuk Lebaran
Lebaran 2015, Pelabuhan Merak Kerahkan 30 Kapal Roro
"Kedua, kata ‘juga’ pada 'kita harus hormati juga' secara implisit mengandung makna: selain menghormati yang sedang berpuasa, kita juga dituntut hormati hak mereka (dalam mendapatkan makanan/minuman) yang tak wajib berpuasa karena bukan Muslim," cuitnya lagi.
“Juga menghormati hak Muslim/ah yang tidak sedang berpuasa karena keadaan (musafir, sakit, perempuan haid, hamil, menyusui),” tambahnya.
Menteri Agama mengaku tidak tahu penyebab pengubahan kalimat cuit, apakah karena ketidaktahuan, ketaksengajaan, atau memang ada motif lain. “Apapun penyebabnya, saya maklum. Moga ini bisa bikin terang konteks dan maksud dari twit saya yg diplintir itu,” kata Menteri Agama.
ANTARA