TEMPO.CO, Subang - Naiknya harga jengkol bikin pening para penggemarnya di Subang, Jawa Barat. Dalam beberapa hari terakhir, harganya terus melambung. "Sekarang harganya Rp 44 ribu sekilo, padahal sebelumnya hanya Rp 24 ribu," ujar Darsim, seorang penggila jengkol yang juga pemilik warung nasi di Kota Subang, kepada Tempo, Rabu, 20 Mei 2015.
Untuk sementara, Darsim terpaksa berhenti mengkonsumsi jengkol. Ia juga tak lagi menjual semur dan gulai jengkol di warung nasinya. Padahal kedua menu itu adalah favorit para langganannya. "Daripada tekor," kata Darsim.
Harga jengkol di sejumlah pasar tradisional saat ini lebih mahal dari harga daging ayam yang dibanderol Rp 28 ribu per kilogram. Harga itu juga sudah mengalami kenaikan. Sebelumnya, ayam dijual Rp 24 ribu per kilogram.
Seorang pedagang sayur di Pasar Panjang, Agus, mengatakan melejitnya harga jengkol terjadi karena pasokan seret. "Kiriman dari pedagang lokal dan dari Banten turun drastis," tuturnya.
Berdasarkan pantauan Tempo di pasar kawasan Subang, harga-harga kebutuhan pokok semisal cabai rawit, cabai merah, daging sapi, dan telor sebulan menjelang bulan puasa terus terkerek. Harga cabai rawit yang semula Rp 20 ribu jadi Rp 24 ribu per kilogram, cabai merah yang semula dijual Rp 25 ribu kini dibanderol jadi Rp 30 ribu.
Harga bawang merah juga naik. Sekarang dijual Rp 30 ribu, sebelumnya Rp 27 ribu per kilogram. Daging sapi yang asalnya Rp 90 ribu sekarang dibanderol Rp 100 ribu per kilogram.
Menurut Agus, kenaikan harga menjelang bulan puasa tak akan terelakkan lagi. "Pasar selalu bereaksi begitu," ucapnya. Ia memprediksi bawang merah dan cabai merah merupakan dua komoditas sayur yang kenaikan harganya tidak akan tertandingi komoditas lain.
NANANG SUTISNA