Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ratusan Miliar Dana Keistimewaan DIY Mangkrak  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. TEMPO/Subekti
Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.COYogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta gagal membelanjakan dana keistimewaan tahun anggaran 2014 pemberian pemerintah pusat sebesar Rp 523 miliar gara-gara gagalnya lelang sejumlah proyek. “Hingga awal Agustus lalu, hanya Rp 52 miliar yang terserap untuk membiayai kegiatan dan program keistimewaan,” ujar Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta Ichsanuri, Senin, 25 Agustus 2014. (Baca: Separuh Proyek Kebudayaan di Yogya Gagal Lelang)

Dia mencontohkan rencana pembangunan sebuah gedung kebudayaan di Kulonprgo. “Tidak ada yang bisa (memenuhi kualifikasinya),” katanya. Biaya pembangunan gedung senilai kurang-lebih Rp 12 miliar itu dianggarkan dari dana keistimewaan. Kontraktor asal Yogyakarta tak ada yang mampu memenuhi. Sedangkan empat kontraktor dari luar yang mendaftar tak datang saat proses lelang. “Dari Jakarta tiga, Semarang satu.” (Baca: Penyaluran Dana Keistimewaan DIY Seret, Program Macet)

Selain proyek pembangunan gedung itu, menurut dia, ada sejumlah rencana pengadaan barang yang mengalami gagal lelang. “Mau beli krumpyung cari rekanan tak ada yang bisa,” ujarnya. Krumpyung, kata dia, adalah sejenis alat kesenian yang akan digunakan untuk mendukung kebutuhan seni di Kulonprogo.

Tak hanya krumpyung, Pemerintah DIY juga kesulitan memenuhi kebutuhan gamelan. Menurut dia, kapasitas produksi perajin gamelan di Yogyakarta sangat terbatas, hanya tujuh set gamelan per tahun. Padahal, untuk memenuhi program keistimewaan yang dibiayai dana keistimewaan, pemerintah membutuhkan lebih banyak gamelan.

Proyek pengadaan gamelan pun gagal. Selain kapasitas produksi perajin di Yogya terbatas, pemerintah tak bisa sembarangan memesan gamelan dari daerah lain. “Kalau beli dari daerah lain, gaya (gamelannya), kan, beda,” katanya.

Ia mengatakan pemerintah berencana memasukkan daftar pengadaan barang khusus dalam e-catalog. Benda khusus itu, semisal wayang dan gamelan, proses pengadaannya bisa berlangsung dengan penunjukan langsung. Beberapa waktu, dalam sebuah pertemuan, Pemerintah DIY telah menyampaikan usulannya pada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (Baca: Rumah Bangsawan Keraton Yogya Dipugar Pakai Dana Keistimewaan)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pencairan dana keistimewaan berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama tahun ini, pemerintah pusat telah mengucurkan sebesar Rp 130 miliar. Sebelumnya anggota Badan Anggaran DPRD DIY Arif Noor Hartanto mengatakan, untuk mencairkan dana tahap kedua, penyerapan dana tahap pertama setidaknya mencapai 80 persen. (Baca: Keraton Yogya Wajib Lapor Pakai Uang Keistimewaan)

Meski demikian, ia melanjutkan, sebaiknya pemerintah tak memaksakan diri memburu angka serapan yang tinggi tapi minim program berkualitas. Sebab, pada dasarnya, penggunaan anggaran itu harus bisa dipertanggungjawabkan secara administratif dan hukum.

ANANG ZAKARIA

TERPOPULER
Istri Wakil Wali Kota Antre Bensin Eceran di Tegal
Tim Jokowi-JK Susun Tiga Opsi Kabinet  
Pengganti Busyro, KPK Setuju Nama Ini  
Angel Di Maria Segera Berseragam MU  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita dari Kampung Arab Kini

5 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

8 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

44 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

49 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

53 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.