TEMPO.CO, Banyuwangi - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banyuwangi, Jawa Timur, melakukan aksi dengan berkostum pocong di depan kantor bupati setempat, Senin, 23 September 2013. Aksi untuk menolak pertambangan emas di Gunung Tumpang Pitu itu kemudian dibubarkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Aksi tersebut dimulai sekitar pukul 07.30 WIB. Seorang anggota PMII dengan mengenakan kostum pocong serbaputih duduk di depan kantor bupati, Jalan Ahmad Yani. Di belakangnya, sebuah spanduk putih membentang, menuntut Bupati Banyuwangi turun dari jabatannya. Spanduk tersebut bertuliskan: "Tumpang Pitu Dikeruk, Bupati Muduk". Tiga mahasiswa lainnya bertugas membagikan selebaran kepada pengguna jalan.
Sejak aksi itu dimulai, sejumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja berusaha mengusir. Namun para mahasiswa itu tetap bertahan. Sekitar pukul 09.00 WIB, Kepala Seksi Politik Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat, Agus Mulyono, turun bersama Satpol PP. Mereka kembali mengusir dan langsung mencopot spanduk. Kali ini, mahasiswa akhirnya membubarkan diri.
Menurut Agus Mulyono, kantor Bupati Banyuwangi tidak pantas dipakai untuk aksi tersebut. "Apalagi aspirasi mereka juga tak jelas," kata dia kepada Tempo, Senin, 23 September 2013.
Ketua PMII Banyuwangi, Bibit Ari Kuswanto, mengatakan dirinya menyayangkan sikap dari Pemkab Banyuwangi. Padahal, kata dia, hak menyatakan pendapat dilindungi oleh UUD 1945. "Besok kita akan aksi dengan massa lebih besar," kata Bibit mengancam.
Menurut dia, PMII menolak pertambangan emas di Gunung Tumpang Pitu. Dia menyoal pemberian 10 persen saham dari PT Merdeka Serasi Jaya, perusahaan tambang emas, kepada Pemkab Banyuwangi. Keuntungan yang didapat Pemkab, kata dia, tidak sebanding dengan dampak kerusakan lingkungan akibat pertambangan. "Pemkab harus segera mencabut izin pertambangan emas di Tumpang Pitu," kata dia.
Sebelumnya, PT Merdeka Serasi Jaya, perusahaan yang memiliki 100 persen saham PT Bumi Suksesindo, memberikan saham 10 persen atau setara Rp 10 miliar yang dikonversi dengan 10 ribu lembar saham milik perusahaan itu.
PT Bumi Suksesindo adalah pemegang kuasa eksplorasi pertambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi. Kandungan mineral di gunung itu diklaim memiliki cadangan emas 1 miliar ton dengan kadar tembaga 0,6 persen. Nilainya diperkirakan mencapai Rp 50 triliun.
IKA NINGTYAS