TEMPO.CO, Jakarta-Peneliti Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S Langkun meminta Bank Indonesia (BI) lebih proaktif dalam mengawasi Bank Jabar Banten (BJB). Pasalnya, beberapa penyaluran kredit oleh bank tersebut ditengarai dilakukan tidak dengan hati-hati. “Kan BI sudah mendeteksi adanya problem, kenapa diam saja,” tuturnya ketika dihubungi kemarin.
Selain dugaan ketidakcermatan penyaluran kredit BJB kepada PT Alpindo Mitra Baja sebesar Rp 38,7 miliar yang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi Senin lalu, ada kasus lain yang melibatkan bank itu. Nama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, kuasa pemegang saham terbesar bank itu, kembali disebut-sebut.
Kasus yang kini ditangani Kejaksaan Agung itu bermula saat PT Cipta Inti Parmindo mengajukan permohonan kredit pembiayaan sebesar Rp 76 miliar pada 2011 di BJB Cabang Surabaya. Eh, plafon kredit yang dikucurkan BJB malah melambung lebih dari tiga kali lipat. Dalam dokumen persetujuan kredit nomor 153/SBY-KOM/2011 tertulis kredit senilai Rp 250 miliar itu diperuntukkan buat membiayai proyek tahun 2011 yang pendanaannya diambil dari APBD dan APBN.
Pemberian kredit ini diduga melanggar sejumlah aturan, termasuk dalam soal plafon kredit yang melonjak hingga tiga kali lipat dari yang diajukan perusahaan. Direktur Utama PT Cipta Inti Yudi Setiawan menduga hal ini terjadi karena intervensi dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (lengkapnya, simak Majalah Berita Mingguan Tempo, edisi 25 Februari 2013).
Yudi bercerita, medio Agustus 2012, ia mendapat tawaran jasa pemberian kredit tambahan Rp 500 miliar melalui PT Cipta Terang Abadi, anak perusahaan PT Cipta Inti Parmindo. Saat itu ia pun sempat berbicara dengan Ahmad Heryawan—biasa disebut Aher--via telepon mengenai hal tersebut. “Pak Gubernur berjanji mempertemukan saya dengan Komisaris Bank Jabar untuk membicarakan kredit baru tersebut,” katanya.
Aher terlihat marah ketika dikonfirmasi di rumahnya. “Silakan orang mau bicara apa saja tentang saya. Saya tidak peduli. Ini sedang masa tenang. Saya mau pilkada. Saya tidak mau kasih komentar soal BJB. Itu fitnah,” ujarnya dengan nada tinggi pada Eni Saeni dan Maria Hasugian dari Tempo di rumah dinasnya kemarin pagi. (Baca lengkap di Koran Tempo Minggu 24 Februari 2013)
AYU PRIMA SANDI | RAFIKA AULIA | ANANDA TERESIA | RR ARIYANI | MBM
Baca juga
Megawati Ajak Warga Jawa Barat Memilih
Pilgub Jabar, Depok Dapat Bantuan Polda Metro
Dede-Lex Dilaporkan ke Panwaslu Depok
Polisi Pantau Peredaran Uang Palsu Jelang Pencoblosan
KPPS Kampung Naga Ubah Garasi Jadi TPS