TEMPO.CO, Madiun - Puluhan sopir pengangkut tebu memprotes lamanya antrean bongkar muatan tebu yang akan digiling di Pabrik Gula Kanigoro, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat dinihari, 3 Agustus 2012. Puluhan sopir sempat bersitegang dengan petugas keamanan pabrik gula di bawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI tersebut.
Antrean disebabkan kapasitas mesin produksi gula pabrik setempat yang rendah. Mesin penggilingan tebu setempat terbilang tua dan sudah lama digunakan sejak zaman penjajahan Belanda. Sementara tebu yang dipasok dari sejumlah daerah terus bertambah.
“Ada yang sejak pagi antre dan sampai sekarang tebunya belum dibongkar,” kata salah seorang sopir, Sudartoi. Ia berharap, pihak manajemen Pabrik Gula Kanigoro mengatasi kendala tersebut. Menurut dia, antrean yang terjadi ini sudah kelewatan. “Biasanya hanya 1-2 jam, tidak seperti sekarang,” ucapnya. Pihak sopir mengaku rugi besar jika sampai antre lama.
Sopir yang lain, Anto, mengaku sudah antre sejak Kamis pagi sekitar pukul 07.00 WIB, atau hampir 20 jam menunggu bongkar muatan. “Sampai sekarang belum dibongkar,” tutur sopir pengangkut tebu dari Ponorogo ini. Ada sekitar 70-an truk pengangkut tebu yang masih antre menunggu.
Setelah negosiasi, para sopir akhirnya bersedia tetap menunggu. Pihak manajemen Pabrik Gula Kanigoro belum bersedia dikonfirmasi atas peristiwa yang terjadi. “Pengurus yang bertugas hari ini belum bersedia diwawancarai wartawan, jadi mohon maaf,” kata salah seorang petugas keamanan pabrik .
Pada musim giling tahun ini, Pabrik Gula Kanigoro menargetkan produksi gula sebanyak 19 ribu ton, dengan bagi hasil 13 ribu ton gula untuk pabrik dan 6.000 gula bagi petani.
ISHOMUDDIN