TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas berpesan kepada anggota staf khusus Presiden, Denny Indrayana, untuk bertafakur, khususnya untuk menghadapi pasca Pemilihan Umum 2014 yang ditandai dengan berakhirnya masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Mas Denny perlu bertafakur, apakah masih tetap menjabat staf khusus atau bergeser ke lembaga-lembaga penegakan hukum, seperti KPK atau Mahkamah Konstitusi," kata Busyro saat menjadi keynote speech dalam bedah buku karya Denny Indrayana yang berjudul Indonesia Optimis di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu, 17 September 2011.
Jika terjun langsung dalam dunia penegakan hukum, Denny diharapkan bisa merasakan langsung persoalan-persoalan hukum, seperti yang dirasakan Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi.
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud yang juga hadir sebagai keynote speech memuji Denny sebagai intelektual yang tidak kehilangan jati dirinya. "Meski menjadi staf khusus Presiden, Denny tetap bukan politikus," kata Mahfud.
Sementara itu, Denny mengaku banyak mendapat komentar soal minimnya kritik kepada pemerintah yang dilontarkannya setelah menjadi staf khusus. Namun Denny menampik jika dia tak lagi bersikap kritis. "Memberi kritik kan tergantung pada medannya," kata Denny.
Saat belum menjadi staf khusus, lanjut Denny, kritik dilontarkan melalui media lantaran keberadaan Denny dengan Presiden jauh. Akibatnya, banyak orang tahu tentang kritikannya. "Masak setelah jadi staf khusus, kritik disampaikan lewat media," kata Denny membela diri.
PITO AGUSTIN RUDIANA