Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cuaca Ekstrem, Produksi Ikan Asin di Bandar Lampung Anjlok  

image-gnews
Ikan asin. TEMPO/Fahmi Ali
Ikan asin. TEMPO/Fahmi Ali
Iklan

TEMPO Interaktif Bandar Lampung: Cuaca ekstrem yang melanda Lampung beberapa bulan terakhir membuat produksi ikan asin turun drastis, diperkirakan mencapai 75 persen.

“Banyak nelayan sekaligus ikan asin menghentikan aktivitas dan beralih profesi,” kata Rosyidin Sihab, Ketua Kelompok Peajin Ikan Asin Pulau Pesawaran, Bandar Lampung, Jum’at (22/10).

Sejak cuaca ekstrem pada  tiga bulan terakhir ini,  warga Pulau Pasaran, Bandar Lampung, banyak yang menghentikan pengolahan ikan asin. Dari sekitar 200 warga yang menggeluti bisnis ikan asin di pulau itu sekarang tinggal 50 perajin saja yang masih menjalankan usahanya. “Kuantitas dan kualitas produksinya pun menurun akibat sinar matahari jarang muncul,” katanya.

Pulau Pasaran terkenal sebagai penghasil ikan asin, seperti teri, cumi dan udang kering terbesar di Propinsi Lampung. Ikan asin dari pulau itu juga terkenal memiliki kualitas dan rasa yang khas dan dipasarkan di Lampung dan Jakarta. “Hasil ikan asin olahan kami juga sebagian terserap di pasar manca negara seperti Malaysia dan Singapura,” ujarnya.

Namun sejak cuaca buruk yang melanda perairan dan daratan Lampung produksi ikan asin menurun drastis. Pada kondisi normal, Pulau Pasaran bisa menghasilkan 400 ton ikan asin per hari. Saaat ini, kata pria yang telah menggeluti bisnis ikan asin sejak 1980-an itu, hanya 100 ton per hari.

Produksi sebanyak itu menyumbang hampir 60 persen produk ikan asin di Lampung. Rosyidin mengatakan kualitas ikan asin juga turun akibat banyak yang membusuk akibat matahari jarang bersinar. “Kalau sudah begitu, harga ikan asin seperti teri dan cumi anjlok hingga lima puluh persen. Pembeli luar Lampung juga enggan membeli ikan asin hasil olahan kami,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini harga ikan teri asin, hanya dijual Rp 10 ribu hingga Rp  20 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 40 ribu per kilogram. Ironisnya, pada saat yang bersamaan harga kayu bakar untuk merebus ikan teri melonjak.

Selain faktor cuaca, ikan teri dan cumi asin asal Lampung juga terdesak oleh serbuan ikan asin asal Thailand dan Kamboja. Ikan asin asal kedua negara itu kini mebanjiri pasar lokal di Lampung dan Pulau Jawa. “Harga ikan asin asal kedua negara itu terkenal sangat murah dan penampilan lebih menarik. Ikan teri asin mereka lurus dan rasanya lebih kenyal,” ujar Sarnoto, perajin ikan asin lainnya.

Sementra itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Lampung memprediksi cuca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih akan melanda Lampung hingga akhir November. BMKG Lampung meminta masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara tiba-tiba. “Tapi kami akan mengirimkan pesan pendek yang berisi peringatan waspada cuaca ekstrem dua jam sebelum terjadi,” kata Bambang Nova Setyanto, kepala BMKG Lampung.

NUROCHMAN ARRAZIE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

1 hari lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

4 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

4 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

8 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

9 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

15 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

19 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

27 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

37 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

39 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.