TEMPO Interaktif, Jakarta:Amerika Serikat menawarkan kerjasama strategis kepada Indonesia. Tawaran itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Hillary Clinton kepada Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dalam pembicaraan telepon kamis pekan lalu (12/02).
"Saat pembicaraan telepon untuk menyatakan niatnya mengunjungi Indonesia. Hillary menyatakan keinginannya untuk membuat strategic pathership baru dengan Indonesia," kata Hassan saat rapat dengar pendapat dengan komisi I DPR RI di Jakarta, Senin (16/02). Namun belum ada kesepakatan tertentu untuk menindaklanjuti tawaran itu. Baik Wirajuda mau pun Hillary saat ini masih berusaha mencari kesamaan pengertian tentang kerjasama tersebut. "Kami sedang mencari kesamaan pengertian baik dari segi prosedur dan subtansinya".
Dalam sudut pandang Indonesia, kata Hassan prosedur kerjasama seperti ini selama ini selalu menggunakan join statment atau declaration tingkat kepala negara. Tujuannnya untuk menunjukan adanya kemauan politik yang kuat dalam mengembangkan hubungan bilateral. Dalam prakteknya kerjasama seperti ini akan diikuti dengan pembentukan kerangka kerja (plan of action) agar lebih konkrit dan jelas kerangka waktunya.
"Prosedur itulah yang selama ini digunakan Indonesia untuk kerjasama strategis dengan beberapa negara kunci. Maka sejauh ini kami masih tukar pikiran dulu," ujar Hassan. Salah satu keunggulan dari kerjasama ini, kata Hassan adalah pelaksanaannya lebih terperinci, jelas dan tidak musiman.
Selain itu dalam pembicaraaanya lewat telepon dengan Hillary Hassan juga membahas tentang pelaksanaan demokrasi dan efeknya terhadap kemakmuran rakyat. "Saya sampaikan bahwa seharusnya demokrasi sejalan dengan kemakmuran rakyat," ujar Hassan. Hillary menanggapinya dengan menawarkan kerjasama dalam pemakmuran rakyat.
Menteri Luar Negeri baru Amerika Serikat itu akan berkunjung ke Indonesia pada 18-19 Februari ini. Indonesia adalah negara kedua setelah Jepang yang di datangi dalam rangkaian kunjungan pertamanya sebagai menteri luar negeri. Hal-hal yang mungkin akan menarik untuk dibicarakan oleh Hillary dalam kunjungan ini kata Hassan adalah masalah regional, ASEAn, Asia Timur, Afganistan dan Iran. Sedangkan masalah nasional yang akan dimajukan dalam memperdalam hubungan bilateral adalam masalah kemiskinan dalam rangkan menyukseskan Milinium Development Goals dan ekonomi pembangunan. "Intinya mengembangkan hubungan bilateral. Tapi saya kira dia akan lebih banyak mendengar dan berdialog, sebab dia kan masih baru, kebijakannya belum rinci".
TITIS SETIANINGTYAS