TEMPO.CO, Boyolali - Darno atau biasa disebut Ratu Airin Karla mengelak disebut melakukan pernikahan sejenis. Ia membantah tasyakuran yang diselenggarakan di rumahnya pada Sabtu pekan lalu sebagai acara pernikahannya dengan Dumani, 30 tahun. “Kabar yang beredar itu sama sekali tidak benar,” kata lelaki 26 tahun yang biasa dipanggil Karla itu, saat ditemui di rumahnya di Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, pada Senin, 12 Oktober 2015.
Darno mengatakan, tasyakuran yang dimeriahkan dengan orkes campursari itu sebagai wujud syukur atas kelancaran usaha warung makan khas Jawa yang dikelolanya bersama Damuni sejak 2008 di wilayah Kecamatan Mojosongo, Boyolali. Dumani adalah warga Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk, Boyolali. “Dalam tasyakuran itu tidak ada penghulu, surat dari balai desa, dan (syarat-syarat pernikahan) lainnya,” kata dia.
Acara tasyakuran itu menjadi topik hangat di media sosial setelah beredar sejumlah berita ihwal pernikahan sesama jenis di Boyolali. Dalam tasyakuran itu, Karla dan Damuni mengenakan pakaian adat Jawa mirip pasangan pengantin. Keduanya juga duduk bersandingan dengan latar sebuah spanduk bertuliskan Tasyakuran Bersatunya Ratu Airin Karla dan Dumani. Mohon Doa Restu.
Menurut Darno, sama sekali tidak ada acara resmi dalam pesta yang berlangsung tiga jam itu. “Hanya ada atur pambagyo (pidato sambutan berbahasa Jawa) sebentar, setelah itu hiburan campursari sampai selesai,” kata Darno. Tasyakuran dihadiri sekitar 50 orang. Darino mengaku menghabiskan biaya sekitar Rp 40 juta.
“Tema bersatu dalam tasyakuran itu bukan berarti menikah. Kami hanya bersatu dalam hal mengelola bisnis warung makan,” kata Darno yang mengaku sejak kecil sudah memiliki kecenderungan layaknya perempuan. Tiap hari Darno dan Dumani saling bergantian menjaga warung yang buka 24 jam itu. “Kami belum punya karyawan. Jadi kalau Dumani jaga warungnya malam, giliran saya yang jaga siang,” ujar Karla.
Menurut Lasono. kakak Darno, adiknya sudah lama berniat menyelenggarakan acara syukuran atas kelancaran usaha warung makannya. “Dulu juga pernah menggelar syukuran sederhana, hanya dengan membagi nasi kardus,” kata Lasono. Lelaki 44 tahun itu juga membantah syukuran pada Sabtu pekan lalu sebagai acara pernikahan sesama jenis. “Kami memohon agar berita yang sudah terlanjur beredar itu diluruskan,” kata Lasono.
DINDA LEO LISTY