TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memuji putrinya, Puan Maharani, saat berbicara soal isu kesetaraan gender dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP yang digelar di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Selasa, 21 Juni 2022. Megawati mengaku resah karena perempuan kerap tidak mendapat kesempatan yang sama dengan laki-laki di berbagai bidang kehidupan.
"Saya hari-hari ini, bagian dari kontemplasi saya, sering berpikir kenapa ya kita sudah merdeka, berdaulat, bebas dan aktif tapi kaum perempuan kok masih disuruh ndeleng (melihat) terus,” kata Megawati pada Selasa, 21 Juni 2022.
Dia menyebut, perempuan juga bisa memimpin seperti halnya Megawati yang pernah menjadi Presiden RI Kelima.
“Artinya apa? Bisa kaum perempuan itu juga menjadi seperti saya,” ungkap Megawati.
Megawati pun meminta agar semua pihak tidak membeda-bedakan antara kaum perempuan dan laki-laki. Bahkan ajaran agama terlebih Islam, kata Megawati, tak ada yang membedakan dalam berperan di berbagai bidang.
Karenanya, Megawati mengingatkan para kader PDIP untuk tak membeda-bedakan antara kaum perempuan dan laki-laki. “Jadi siapa pengikut PDI Perjuangan? Kalau tidak setuju laki-laki sejajar dengan kaum perempuan, out. Nah gitu wae,” kata Megawati.
Megawati lantas memuji putrinya, Ketua DPR RI Puan Maharani yang juga berhasil menjadi Ketua Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Nusa Dua, Bali pada Maret lalu.
"Mbak Puan waktu IPU itu susah lho, lebih susah ngaturnya daripada kalau dengan pemerintahan. Ini, bukan karena Mbak Puan anak saya, ndak, susah lho dia bisa jadi Ketua IPU," ujar Megawati.
Ia lantas meminta seluruh kader peserta Rakernas PDIP bertepuk tangan untuk Puan. Kendati, tepuk tangan dari para kader tidak meriah.
"Lah, kelihatan toh, sing lanang tepuk tangannya enggak wah, sing piye ngono loh. Jengkel banget deh," ujar Megawati sembari sedikit berguyon, lalu disambut tepuk tangan meriah para kader setelahnya.
Saat ditanya apakah pernyataan Megawati memberi sinyal bahwa PDIP akan mengusung capres perempuan di Pilpres 2024, Sekretaris Jenderal PDIP enggan menjawab lugas. Yang jelas, menurut Hasto, pernyataan Megawati menegaskan bahwa tidak boleh ada diskriminasi antara perempuan dan laki-laki.
"Terkait dengan capres dan cawapres, nanti ibu ketum, beliau menegaskan masih mempertimbangkan, melakukan kajian, berkontemplasi, dan pada momentum tepat akan beliau sampaikan. Momentum itu kapan? Bisa tiga bulan lagi, bisa lima bulan lagi, bisa beberapa hari lagi. Tetapi itu semua ada di dalam kajian ibu ketua umum, beliau yang menerima mandat untuk menyampaikan hal itu," ujar Hasto di lokasi yang sama.
PDIP hingga saat ini memang belum menentukan calon presiden yang akan mereka usung. Mereka disebut memiliki dua opsi, Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca: Soal Sindiran Partai Sombong, Megawati: Saya Tak Pernah Menjelekkan Partai Manapun