Baru Lulus Psikotes, Bripka Deni Bagus Tembak Isterinya

Reporter

Editor

Selasa, 1 Mei 2007 10:26 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya: Belum lama dinyatakan lulus tes psikologi memegang senjata, Bripka Deni Bagus Haryono (23 tahun), anggota Unit Reserse Narkoba Polresta Surabaya Utara, sudah menembak kepala isterinya, Nova Puspita hingga koma. Peristiwa yang berlangsung pada Senin (30/4) malam itu terjadi di rumah mereka di Jl. Setro III/ 8A Tambaksari, Surabaya.Menurut keterangan beberapa sumber, kejadian itu dipicu oleh kecemburuan Nova setelah menemukan nomor yang tak ia kenal di telepon seluler suaminyai. Nova kemudian mencoba menghubungi nomor tersebut namun tidak tersambung. Ibu yang baru tujuh bulan lalu melahirkan anak pertamanya itu menunduh suaminya telah berselingkuh dengan perempuan lain. Namun tuduhan itu dibantah oleh Deni. Keduanya lalu bertengkar hebat.Karena terus didesak agar mengakui perselingkuhannya, kemarahan Deni akhirnya memuncak. Dia mengambil pistol dan menembakkan ke hidung isterinya. Setelah tubuh Nova roboh, Deni buru-buru membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo. Selasa (1/5) pagi ini tim dokter yang mengoperasi kepala Nova berhasil mengambil proyektilnya.Kapala Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya, Komisaris Besar Anang Iskandar menyatakan bahwa usai kejadian itu pelaku langsung diamankan di Mapolwiltabes Surabaya. Anang juga menyesalkan tindakan nekat pelaku karena yang bersangkutan baru saja dinyatakan lulus tes psikologis untuk memegang senjata. Menurut Anang, pelaku telah melakukan dua pelanggaran sekaligus, yakni disiplin dan pidana. "Bagian Reserse dan Kriminal akan mengusut pelanggaran pidananya terlebih dahulu. Setelah itu dia baru diajukan ke sidang pelanggaran disiplin," kata Anang. Kukuh S Wibowo

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

19 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

36 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

41 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya