Tersangka Sipil Kasus MI-17 Ditahan

Reporter

Editor

Selasa, 24 April 2007 18:00 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tim penyidik koneksitas Kejaksaan Agung dan TNI menahan tiga tersangka sipil kasus dugaan korupsi pengadaan helikopter Mi-17. Ketiga tersangka ditahan di rumah tahanan Kejaksaan Agung. ”Tim koneksitas menahan tiga tersangka yang sipil. Sedangkan yang non-sipil, menunggu surat izin dari Panglima TNI," ujar juru bicara Kejaksaan Agung Salman Maryadi di kantornya, Selasa (24/4). Menurut Salman, tim sudah melaporkan hal itu kepada Panglima TNI.Ketiga tersangka itu adalah bekas Kepala Pusat Keuangan Departemen Pertahanan Tardjani, bekas Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta VI Marjono, dan perwakilan Swifth Air & Industrial Supply di Jakarta Andi Kosasih. Sedangkan seorang tersangka yang tidak ditahan adalah bekas Direktur Pelaksana Anggaran Direktorat Jenderal Perencanaan Sistem Pertahanan Departemen Pertahanan Brigadir Jenderal (Purnawirawan) Prihandono.Menurut Salman, penahanan dilakukan setelah tim koneksitas menyatakan berkas perkara dugaan korupsi yang merugikan negara sebesar US$ 3,2 juta itu lengkap secara formil dan materiil. Tim, kata dia, sudah melimpahkannya ke jaksa penuntut umum.Kasus Mi-17 ini merupakan temuan Badan Pemeriksa Keuangan pada 2004. Kasus ini sendiri berawal dari pembelian empat unit helikopter Mi-17 oleh Departemen Pertahanan. Tersangka Prihandono pada 30 Desember 2000 memberikan rekomendasi kepada Tardjani untuk menerbitkan surat permintaan pembayaran (SPP) uang muka pengadaan empat unit helikopetr Mi-17. Permintaan pembayaran ini diduga tanpa dilengkapi bank garansi.Kemudian, Tardjani membuat SPP kepada Kepala KPKN Jakarta VI. "Perihal perlengkapan bank garansi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kepala Pusat Keuangan Departemen Pertahanan,” ujar Salman.KPKN Jakarta VI lalu memproses uang muka sebesar US$ 3,24 juta. "Dan dicairkan oleh KPKN khusus Jakarta VI oleh tersangka Mj (Marjono) kepada PT Swifth Air & Industrial Supply," kata Salman. Namun, kata dia, hingga saat ini helikopter tersebut tidak datang.Pengacara Marjono, Albert Nadeak, mempertanyakan alasan tidak ditahannya Prihandono. "Dadder (aktor)-nya kan Prihandono. Kok tidak ditahan?" ujar Albert. Apalagi, kata Albert, keempat tersangka dimasukkan dalam berkas yang sama. Albert juga mempertanyakan alasan karena menunggu ankum (atasan yang berhak menghukum). Padahal, kata Albert, Prihandono saat ini sudah berstatus purnawirawan. "Sudah kembali ke sipil dong, sehingga tidak ada lagi atasan yang berhak menghukum dia (Prihandono)," ujarnya.Pengacara Andi Kosasih, Soetanto Hadisuseno, menyatakan akan menggugat di arbitrase internasional. "Karena di dalam kontrak disebutkan jika terjadi dispute (sengketa), para pihak bisa mengajukan ke arbitrase internasional," kata Soetanto.Fanny Febiana

Berita terkait

Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

8 hari lalu

Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

Antony Blinken akan memperingati otoritas Cina atas segala konsekuensi mengekspor bahan baku dari Rusia yang digunakan pada industri militer

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

8 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Dibayangi Genosida di Gaza, Israel Hadiri Pameran Dirgantara di Singapura

23 Februari 2024

Dibayangi Genosida di Gaza, Israel Hadiri Pameran Dirgantara di Singapura

Industri pertahanan Israel ikut serta dalam pameran dirgantar di Singapore Airshow pekan ini meski dibayangi genosida terhadap warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Profil PT Pindad dengan Komisaris Utama KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak

25 Januari 2024

Profil PT Pindad dengan Komisaris Utama KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak

Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Maruli Simanjuntak yang juga KSAD dan menantu Luhut sebagai komisaris utama PT Pindad. Ini profil Pindad.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ada Kader Gerindra Bermain di Proyek Food Estate Prabowo, Jokowi Tanggapi Kritik Anies Baswedan tentang Gaji TNI

8 Januari 2024

Terkini: Ada Kader Gerindra Bermain di Proyek Food Estate Prabowo, Jokowi Tanggapi Kritik Anies Baswedan tentang Gaji TNI

Berita terkini: Kader Gerindra bermain di proyek food estate kebun singkong Prabowo, Jokowi tanggapi kritik Anies Baswedan tentang gaji TNI.

Baca Selengkapnya

5 Perusahaan Industri Pertahanan Amerika Serikat Kena Sanksi Cina

7 Januari 2024

5 Perusahaan Industri Pertahanan Amerika Serikat Kena Sanksi Cina

Kementerian Luar Negeri Cina mengumumkan telah menjatuhkan sanksi pada lima perusahaan bidang industri pertahanan sebagai balasan atas tindakan salah

Baca Selengkapnya

Perang Bawa Lonjakan Keuntungan bagi Industri Pertahanan AS pada 2024

19 Desember 2023

Perang Bawa Lonjakan Keuntungan bagi Industri Pertahanan AS pada 2024

Di saat PBB menyerukan gencatan senjata di Gaza, industri pertahanan AS justru mengharapkan ledakan keuntungan dari perang ini.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Investasi Pembangunan Pabrik Bubuk Mesiu di Indonesia

29 November 2023

Bamsoet Ajak Investasi Pembangunan Pabrik Bubuk Mesiu di Indonesia

Bambang Soesatyo mendukung rencana kerjasama antara perusahaan nasional Sapta Indonesia dan NRC Thailand untuk mendirikan sebuah fasilitas produksi bubuk mesiu atau gun powder yang sangat dibutuhkan dunia di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Defend ID: Industri Pertahanan RI Tak Terpengaruh Konflik Hamas vs Israel

10 Oktober 2023

Defend ID: Industri Pertahanan RI Tak Terpengaruh Konflik Hamas vs Israel

Direktur Utama Defend ID Bobby Rasyidin mengatakan konflik tidak hanya terjadi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Industri Pertahanan Indonesia Masuk Top 50 Dunia pada 2025

19 September 2023

Jokowi Targetkan Industri Pertahanan Indonesia Masuk Top 50 Dunia pada 2025

Presiden Jokowi mengharapkan industri pertahanan Indonesia dapat masuk ke dalam peringkat 50 besar dunia pada 2025.

Baca Selengkapnya