TEMPO Interaktif, Banda Aceh:Henry Dunant Centre (HDC) mengaku telah mendapatkan kepastian dari pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk melanjutkan proses perjanjian damai di Aceh. Namun lembaga yang memfasilitasi perundingan antara Indonesia dan GAM ini belum dapat memastikan kapan pertemuan itu akan digelar. Yang pasti kedua pihak menyebut sedang melakukan persiapan menghadapi joint council, kata Program Manajer Henry Dunant Centre di Banda Aceh, David Gorman di Banda Aceh, Kamis (17/4). Gorman berharap masalah tempat dan waktu pertemuan kedua pihak bisa diatasi secepat mungkin, karena kondisi di lapangan semakin memburuk. Namun dia mencoba menghindari perdebatan rencana TNI menggelar operasi militer di Aceh. Tugas kami adalah menjaga proses perjanjian ini tetap berlanjut, katanya. Menyangkut sejumlah opini dari politisi Jakarta yang mempertanyakan kredibilitas HDC, Gorman mengingatkan keterlibatan lembaga ini dalam proses pedamaian di Aceh atas undangan dari pemerintah Indonesia, tiga tahun lalu. Posisi kami pun telah disetujui oleh kedua belah pihak, tegas David. Seperti diketahui, memburuknya kondisi di Aceh antara lain dapat dilihat dari tudingan pemerintah Indonesia kepada GAM yang masih melakukan kampanye kemerdekaan Aceh. Selain itu GAM memanfaatkan perjanjian damai untuk konsolidasi, serta belum menempatkan senjatanya meskipun proses demiliterisasi telah memasuki bulan keempat. Bahkan dalam pekan-pekan terakhir TNI berencana kembali menggelar operasi militer di Aceh. Utusan senior GAM, Sofyan Ibrahim Tiba, menyambut baik diadakannya pertemuan joint council ini. Pertemuan ini penting untuk mengevaluasi proses perjanjian yang telah memasuki bulan kelima, katanya. (Yuswardi a. Suud - Tempo News Room)