Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Teliti Eksekusi 10 Praja STPDN

Reporter

Editor

Senin, 16 April 2007 18:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kejaksaan Tinggi Jawa Barat akan meneliti proses eksekusi 10 praja Sekolah Tinggi Pegawai Dalam Negeri (STPDN), terpidana kasus terbunuhnya praja Wahyu Hidayat pada 2003."Penelitian itu menyangkut kenapa terlambat eksekusi," kata juru bicara Kejaksaan Agung Salman Maryadi dalam jumpa pers di kantornya, Senin (16/4).Penelitian, kata Salman, dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan eksekusi dan putusan. Penelitian dimulai dengan penelitian laporan Kejaksaan Negeri Sumedang.Tugas penelitian ini dilakukan oleh jaksa pengawasan dari kejaksaan tinggi. "Sudah menjadi fungsi kerjanya, fungsi pengawasan sudah melekat," kata dia.Praja Wahyu tewas dianiaya senior-seniornya pada 2003. Sepuluh orang alumni STPDN diputus bersalah melakukan dan turut melakukan penganiayaan terhadap Wahyu sehingga ia tewas.Mahkamah Agung telah memutuskan perkara 10 terpidana yang terbagi dalam tiga berkas ini pada 2005. Kejaksaan Negeri Sumedang memanggil terpidana dan memberikan surat bantuan pemanggilan untuk para terpidana kepada rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) pada tanggal 31 Juli 2006 dan 4 April 2007. Surat kedua yang dikirim kepada 10 terpidana itu dikirim tepat sehari setelah Praja Cliff Muntu meninggal. Sementara itu, tim jaksa dari Kejaksaan Negeri Sumedang hari ini menjemput Sandra Rachman, juga terpidana kasus terbunuhnya Wahyu. Sandra diputus hukuman penjara tujuh bulan oleh Mahkamah Agung pada 29 September 2005. Tim diketuai Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri Sumedang, Muhasan.Setelah berhasil dijemput, Sandra dibawa ke Sumedang. Tim jaksa juga memperhitungkan lama tahanan yang telah dijalani oleh Sandra.Sandra, kata Salman, telah menjalani empat bulan tahanan di rumah tahanan pada proses penyidikan dan penuntutan. Namun, sejak 21 Juni 2004 ia menjadi tahanan kota. Lima hari tahanan kota ini sebanding dengan satu hari di penjara. Sisa tahahan Sandra ini yang masih harus dihitung.Fanny Febiana

Berita terkait

Sekjen Kemendagri: Alumni IPDN Bagian Dari Perekat NKRI

27 Februari 2024

Sekjen Kemendagri: Alumni IPDN Bagian Dari Perekat NKRI

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Suhajar Diantoro, menerima audiensi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Abdullah Azwar Anas bersama Sivitas Akademika IPDN, di Aula Zamhir Islamie, IPDN Kampus Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

PDN Integrasikan Semua Data

14 Desember 2023

PDN Integrasikan Semua Data

Program Transformasi Digital Nasional, terus dikebut. Salah satunya, dengan membangun Pusat Data Nasional

Baca Selengkapnya

Sekolah Kedinasan STAN Hingga STIN Buka Pendaftaran Mulai 9 April, Cek Daftarnya

28 Maret 2022

Sekolah Kedinasan STAN Hingga STIN Buka Pendaftaran Mulai 9 April, Cek Daftarnya

Sejumlah sekolah kedinasan mulai dari IPDN, STAN, dan STIN membuka mendaftar pada 9-30 April 2022. Ada delapan instansi yang menerima mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

Walikota Hendi Terima Tanda Kehormatan Dari IPDN

20 April 2021

Walikota Hendi Terima Tanda Kehormatan Dari IPDN

Hendi mendesain ulang sektor pariwisata di kota Semarang. Program pemulihan ekonomi diantaranya memfasilitasi terbentuknya pasar sehat di tiap kecamatan.

Baca Selengkapnya

IPDN Jadi Sekolah Kedinasan Terfavorit, Buka 1.200 Formasi

20 Juni 2020

IPDN Jadi Sekolah Kedinasan Terfavorit, Buka 1.200 Formasi

Pendaftar di sekolah kedinasan IPDN membludak, hingga Kamis tercatat 28.758 pelamar.

Baca Selengkapnya

Megawati Dapat Gelar Doktor Honoris Causa Pertama dari IPDN

8 Maret 2018

Megawati Dapat Gelar Doktor Honoris Causa Pertama dari IPDN

Megawati Soekarnoputri mendapat gelar doktor honoris causa yang pertama dari IPDN. Megawati dinilai berjasa saat menjadi Presiden RI kelima.

Baca Selengkapnya

Alasan Menteri Tjahjo Usulkan Lulusan IPDN Wajib Militer

16 Januari 2017

Alasan Menteri Tjahjo Usulkan Lulusan IPDN Wajib Militer

Mendagri Tjahjo Kumolo mewacanakan lulusan IPDN ikut wajib
muiliter agar bisa membantu komando rayon militer di daerah
penugasan.

Baca Selengkapnya

Wapres JK: Tempatkan Lulusan IPDN di Luar Daerah Asal

18 Juli 2016

Wapres JK: Tempatkan Lulusan IPDN di Luar Daerah Asal

Jusuf Kalla berharap ke depan ada camat di Aceh yang berasal dari Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Buka Pendaftaran Sekolah Tinggi Ikatan Dinas  

15 Maret 2016

Pemerintah Buka Pendaftaran Sekolah Tinggi Ikatan Dinas  

Pemerintah kembali membuka pendaftaran sekolah tinggi ikatan dinas. Pendaftaran bisa dilakukan secara online.

Baca Selengkapnya

Kata Rektor IPDN Soal Pemukulan Taruna Akmil di Kampus IPDN  

30 November 2015

Kata Rektor IPDN Soal Pemukulan Taruna Akmil di Kampus IPDN  

Rektor Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Ermaya Suradinata mengatakan kasus pemukulan di kampusnya dilakukan oleh praja lama.

Baca Selengkapnya