Akibat Hujan Deras, Kediri Diterjang Banjir Susulan
Reporter
Editor
Kamis, 22 Maret 2007 14:14 WIB
TEMPO Interaktif, Kediri:Ratusan rumah dan lahan persawahan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang terendam banjir, kembali diterjang banjir susulan pada Kamis (22/3). Banjir susulan itu terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (21/3) malam hingga Kamis (22/3) pagi. Padahal upaya perbaikan tanggul yang jebol dan jembatan putus akibat gerusan air pada banjir sehari sebelumnya belum tuntas."Belum kering air menggenangi rumah kami, sekarangditerjang banjir lagi. Rencana perbaikan tanggul yangjebol juga belum terealisir," kata Sekretaris DesaJati, Guntoro, Kamis (22/3).Menurutnya, sehari sebelumnya pihaknya bertekatmembangun tanggul yang jebol agar air tidak semakinmeluap ke pemukiman penduduk. Material yang sudahdisiapkan yaitu 6 ribu karung pasir untuk menggantikanfungsi tanggul."Dengan datangnya banjir susulan, upaya membanguntangul jadi berantakan," kata Guntoro.Menurutnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu,namun akibat rusaknya ratusan rumah dan puluhan hektarsawah dipastikan kerugian yang dialami masyarakatmencapai ratusan juta rupiah.Terjangan banjir terparah terjadi di Desa Jati danCengkok (Kecamatan Tarokan) serta Desa Bulusari danDesa Grogol (Kecamatan Grogol). Di empat desa ituketinggian air mencapai satu meter. Akibatnya wargaharus mengamankan barang berharga dan sebagian lainnyamengamankan diri di tempat lebih tinggi."Edapan lumpur di rumah kami semakin banyak. Untuk itukami semua sibuk membersihkan rumah kamimasing-masing," kata Siti, salah seorang warga.Banjir terjadi akibat hujan deras, menyebabkan sungaiAfvour Hardisingat yang menghubungkan KecamatanTarokan dan Grogol meluap dan menyebabkan tangguljebol. Luapan air juga memicu naikknya permuakaan airdi Sungai Kalirong hingga menyebabkan satu jembatanputus.Selain membersihkan rumah, warga juga membersihkantempat ibadah dan sejumlah sekolah yang ikut terendambanjir. Namun yang membuat warga prihatin adalahrusaknya tanaman padi dan bawang merah yang siapdipanen."Kami belum bisa menghitung berapa kerugian akibattanaman kami yang rusak," keluh Yadi, salah seorangpetani.DWIDJO U. MAKSUM