Harga Beras di Serang Masih Terus Melambung

Reporter

Editor

Minggu, 18 Februari 2007 12:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kendati Bulog terus melakukan opetasi pasar, kenaikan harga beras di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, masih terus berlanjut. Para pedagang mengaku belum berani menurunkan harga beras karena pasokan beras dari daerah penghasil beras di Jawa Barat masih terhambat akibat proses distribusi belum lancar terpicu banjir di Jakarta beberapa waktu lalu. Hingga Minggu (18/2), harga beras kualitas rendah di sejumlah pasar di Kota Serang sudah mencapai Rp 5.250 per kilogram. Padahal biasanya, beras kualitas paling jelek itu dijual dengan harga Rp 3.200-Rp 3.500 per kilogram. Adapun beras dengan kualitas sedang yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 4.800-Rp 5.200 per kilogram, saat ini dijual dengan harga Rp 6.000-Rp 6.400 per kilogram. Sedangkan beras dengan kualitas baik dijual dengan harga Rp 6.900-Rp 7.200 per kilogram. Sementara, harga beras eceran di sejumlah warung dan toko di Kota Serang, beras jenis C-4 kualitas baik mencapai Rp 7.500 per kg. "Minggu kemarin saya masih bisa beli Rp 6.000 per kilogram. Hari ini, harganya naik jadi Rp 7.500 per kilogram," tutur Wasiah, seorang warga Perumahan Griya Serang Kelurahan Unyur, Serang. Bahkan di daerah Pipitan, Kecamatan Ciruas, Serang, harga eceran beras kualitas sedang mencapai Rp 8.150 per kg. "Kalau beli di pedagang beras keliling, sekarang harganya sampai Rp 6.500 per liter (800 gram). Sebelumnya hanya Rp 5.800 per liter," Kamsani warga Perumahan Pipitan. Para pedagang beras di Pasar Induk Rau mengatakan, kenaikan harga itu disebabkan pasokan beras mulai berkurang. Mereka tidak bisa lagi membeli beras lokal Banten, karena persediaanya tidak ada. "Kalau beras dari sini, harganya tidak terlalu mahal. Tapi, lagi enggak ada barangnya. Sekarang ambil dari luar daerah," tutur Jaelani, salah seorang pedagang beras. Menurut pedagang, kenaikan harga dipicu kurangnya pasokan beras dari daerah sentra produksi beras di Jawa Barat seperti Karawang, Purwakarta, dan Subang. "Kemungkinan karena di sana nya banjir, jadi susah cari beras. Kabarnya persediaannya sudah mulai habis," katanya. Kenaikan harga beras sampai sebesar itu, sangat dikeluhkan kalangan ibu rumah tangga, sehingga mereka terpaksa harus mengurangi pembelian. Umumnya mereka tak menyangka harga akan naik secepat ini. Apalagi harga di tingkat warung rata-rata mencapai Rp 7.500 per kg untuk berasjenis C-4 kualitas baik. Noor Amanah, warga Kecamatan Kasemen, Serang mengaku, biasanya dalam satu hari, ia membeli lima liter beras di Pasar Rau. Namun saat ini, ia hanya dapat membawa pulang dua liter beras saja. Padahal, ia membutuhkan tiga liter beras untuk kebutuhan sembilan anggota keluarganya. "Sekarang uang Rp 50.000, hanya bisa buat beli 5 kilo beras dengan lauk-pauk. Biasanya bisa bawa pulang 10 kilo beras," ujar Samsiah warga lainnya. Warga mengaku keberatan dengan tingginya harga beras saat ini. Warga berharap, pemerintah daerah dapat segera mengatasi lonjakan harga beras tersebut. Faidil Akbar

Berita terkait

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

48 detik lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

12 menit lalu

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

17 menit lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Kejanggalan di Balik Kematian Brigadir RA, Keluarga: Dia Punya Anak Tiga Tidak Mungkin Bunuh Diri

18 menit lalu

Kejanggalan di Balik Kematian Brigadir RA, Keluarga: Dia Punya Anak Tiga Tidak Mungkin Bunuh Diri

Sepupu Brigadir RA meragukan kesimpulan polisi bahwa kerabatnya itu bunuh diri karena Ridhal dikenal sebagai orang yang periang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

31 menit lalu

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina

Baca Selengkapnya

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

47 menit lalu

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

Setelah diperiksa Imigrasi, 15 kru dan artis Korea Selatan, termasuk Hyoyeon SNSD dan Dita Karang sudah kembali ke Korsel pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

53 menit lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Prediksi Nottingham Forest vs Manchester City di Liga Inggris: Jadwal, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

59 menit lalu

Prediksi Nottingham Forest vs Manchester City di Liga Inggris: Jadwal, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

Duel Nottingham Forest vs Manchester City akan tersaji pada laga pekan ke-35 Liga Inggris musim 2023-2024.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg Dimulai Besok, PPP Siapkan Bukti dan Saksi

1 jam lalu

Sidang Sengketa Pileg Dimulai Besok, PPP Siapkan Bukti dan Saksi

PPP sudah menyiapkan bukti beserta saksi dalam gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Pimpinan KPK Johanis Tanak Tak Paham Keributan Internal antara Nurul Ghufron Vs Dewas KPK

1 jam lalu

Pimpinan KPK Johanis Tanak Tak Paham Keributan Internal antara Nurul Ghufron Vs Dewas KPK

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak tak memahami keributan internal antara Nurul Ghufron versus Dewan Pengawas.

Baca Selengkapnya