TEMPO Interaktif, Jakarta:Konsorsium Komunitas Eropa melirik pelabuhan ikan Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, untuk dijadikan pelabuhan internasional. “Ini akan menjadi pintu gerbang utama ekspor-impor,” kata Direktur PT Eurocor Indonesia Mrs Anna Martin.Perusahaan yang mewakili kepentingan konsorsium Eropa di Indonesia itu menandatangani kesepakatan bersama (MoU) dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diwakili Wakil Gubernur Jawa Barat Nu’man Abdul Hakim untuk studi kelayakan di Cilamaya.Menurut Anna, Jawa Barat membutuhkan pelabuhan laut internasional mengingat ketergantungan wilayah ini dengan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, cukup tinggi. Hampir 45persen barang di Pelabuhan Tanjung Priok berasal dari Jawa Barat. Dia mencontohkan banjir di Jakarta beberapa waktu lalu, kerugian yang diderita pelabuhan itu mencapai Rp 4triliun. Salah satu penyumbang kerugian adalah barang pasokan dari Jawa Barat tersendat.Wakil Gubernur Jawa Barat Nu’man Abdul Hakim mengungkapkan, banjir yang terjadi di Jakarta itu membuat pengiriman barang ekspor dari Jawa Barat terganggu.”Pintu utama jualannya orang Jawa Barat itu Pelabuhan Tanjung Priok dan Cengkareng,” ujarnya.Provinsi Jawa Barat, kata dia, kini membuka diriuntuk investasi pembangunan pelabuhan internasional. Karena itu Nu’man berharap keputusan membangun Cilamaya segera dibuat. Sebab, PT Pelindo berencana mengembangkan Pelabuhan Cirebon menjadi pelabuhan internasional untuk pengiriman barang di Jawa Barat.PT Eurocor Indonesia berencana mengembangkan pelabuhan Cilamaya menjadi Mini Rotterdam – pelabuhan laut standar negara-negara Eropa. Melalui perusahaan itu,investor Eropa berniat memodali pembangunan infrastruktur pelabuhan itu. Keputusan itu bergantung dari hasil Feasibility Study yang ditargetkan rampung paling lambat satu tahun.Desakan agar Jawa Barat mempunyai pelabuhan laut untuk mengirimkan barang ekspor-impor juga datang dari pengusaha. Asosiasi Pertekstilan Indonesia wilayah Jawa Barat meminta agar pemerintah mulai memikirkan pembuatanpelabuhan internasional sendiri. ”Agar tidak tergantung dengan Jakarta,” katanya Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Jawa Barat Ade Sudrajat.Ahmad Fikri