TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan di DPR, Barlianta Harahap, mengharapkan anggota formatur yang memperoleh suara terbanyak dalam muktamar partainya Mei mendatang langsung menjadi ketua umum. Logika politiknya, yang mendapat suara paling banyak jadi ketua umum, kata Barlianta kepada Tempo News Room di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (10/4). PPP akan melaksanakan muktamar pertengahan Mei untuk memilih ketua umum baru. Saat ini DPP Partai, kata Barlianta, telah memutuskan bahwa pola formatur akan digunakan untuk proses pemilihan ketua umum. Ia mengatakan para peserta muktamar yang terdiri dari seluruh pengurus partai hingga tingkat cabang akan memilih anggota formatur yang terdiri dari tujuh hingga sembilan anggota. Pola formatur ini, kata Barlianto, memiliki dua varian. Pertama, anggota formatur yang memperoleh suara terbanyak langsung menjadi ketua umum. Ini diikuti dengan pembagian jabatan struktural Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dari anggota formatur yang memperoleh suara terbanyak hingga yang paling kecil. Atau, pilihan kedua, anggota formatur terpilih melakukan rapat untuk menentukan siapa yang menjadi ketua umum. Ini belum diputuskan, kata dia. Barlianta melihat pilihan yang kedua memiliki kelemahan, yaitu jika yang terpilih anggota formatur dengan suara terbanyak kedua dan bukan yang pertama, akan menimbulkan pertanyaan dari peserta muktamar. Anggota formatur yang lain juga akan ribut, kata dia. Untuk menghindari keributan, ia mengusulkan agar PPP menggunakan varian yang pertama. Mengenai komposisi usia kepengurusan DPP antara kaum muda dan kaum tua, ia mengusulkan pembagian 60 berbanding 40. Jika nantinya ternyata anggota formatur didominasi kaum tua, lanjut dia, sisa posisi DPP sebanyak 28 kursi dari 35 kursi (dengan asumsi jumlah formatur tujuh orang), dapat diisi kaum muda. Ia sendiri menyerahkan kepada peserta muktamar mengenai komposisi tua dan muda dalam anggota formatur. (Budi Riza-Tempo News Room)