Jokowi: Pembangunan Infrastruktur untuk Persaingan Bangsa
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Minggu, 10 September 2017 22:44 WIB
TEMPO.CO, Jombang--Presiden Joko Widodo mengatakan kurangnya infrastruktur membuat konektivitas antardaerah menjadi sulit. Hal itu pun dirasakan Jokowi saat berkunjungan ke daerah.
"Saya yang Presiden saja merasakan susahnya menjangkau sebuah daerah, apalagi masyarakat. Saya bisa membayangkan," kata Jokowi saat meresmikan jalur tol Jombang-Mojokerto di Jombang, Jawa Timur, Minggu, 10 September 2017.
Jokowi menceritakan pengalamannya saat akan membuka pelabuhan kecil di Halmahera Tengah, tepatnya di Tapaleo. Untuk menuju ke sana, rombongan tidak bisa melewati jalan darat. Jalur laut juga tidak bisa dilalui karena gelombang sedang tinggi. Jokowi baru bisa mencapai lokasi dengan helikopter.
Baca: Jokowi Resmikan Ruas Tol Mojokerto-Kertosono
Pelabuhan tersebut dianggap sangat membantu kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Sebab, barang-barang bisa dengan mudah kelua masuk. "Itulah fungsinya infrastruktur yang perlu dijelaskan ke masyarakat berkali-kali. Sektor ini merupakan sektor fundamental bagi kita untuk persaingan bangsa," kata Jokowi.
Karena itu untuk memastikan pembangunan infrastruktur berjalan sesuai rencana, Jokowi sering menanyakan penyelesaian proyek kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono. "Jam berapa pun saya tanya, kapan jalan ini selesai, kapan bendungan selesai, kapan irigasi di sini selesai," kata Jokowi.
Dia yakin, jika menteri dikejar, maka menteri akan mengejar dirjen. Dirjen pun akan mengejar eselon di bawahnya. Saling kejar itu, kata Jokowi, dilakukan agar pembangunan proyek bisa segera selesai.
Simak: Jokowi Beberkan Proyek Infrastruktur yang Akan Dibangun 2018
Acara peresmian jalan tol Jombang-Mojokerto dihadiri antara lain Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Ruas tol Mojokerto-Kertosono memiliki panjang 40,5 kilometer dan terbagi dalam empat seksi. Selama ini seksi yang sudah selesai dan dioperasikan adalah seksi 1 dan seksi 3. Seksi 1 yang memiliki panjang 14,7 kilometer menghubungkan antara Bandar Kedungmulyo dengan Tembelang, Kabupaten Jombang.
Ruas ini telah dioperasikan sejak Oktober 2014. Seksi 3 dengan panjang 5 kilometer berada di wilayah Desa Kemantren, Kecamatan Gedeg hingga Desa Canggu, Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Ruas tol ini dioperasikan Desember 2016.
Lihat: Jokowi Pamerkan Proyek-proyek Infrastruktur yang Sukses Dibangun
Sementara seksi 2 dan 4 baru saja diselesaikan pembangunannya. Seksi 2 sepanjang 19,9 kilometer berada di antara Desa Kedunglosari-Tembelang-Jombang hingga Desa Pageruyung-Gedeg-Kabupaten Mojokerto. Sementara seksi 4 yang memiliki panjang 0.9 kilometer menghubungkan tol Solo-Kertosono, membentang antara Desa Gondangmanis hingga Brodot di Kecamatan Bandar Kedungmulyo.
Soekarwo meyakini keberadaan tol Jombang-Mojokerto akan berpengaruh positif bagi perekonomian. Ini terlihat dari Indeks Tendensi Konsumen Jawa Timur yang mengalami kenaikan dengan adanya kemudahan arus barang. "Index tendensi kami dari 108 naik jadi 123,21. Masyarakat Jawa Timur mempunyai keyakinan untuk membeli barang," kata Soekarwo.
Lihat: Bertemu Jokowi, Bos JICA Bahas Tiga Proyek Infrastruktur
Demikian juga dengan para pebisnis dimana Indeks Tendensi Bisnis di Jawa Timur saat ini 110,24. "Para pebisnis belum selesai saja sudah yakin seperti ini," kata Soekarwo.
Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen, sementara Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator yang memberikan informasi mengenai kondisi bisnis dan perekonomian dalam jangka pendek.
AMIRULLAH SUHADA