TEMPO Interaktif, Aceh Tamiang:Bencana banjir selain mengisolasi warga di daerah Aceh Tamiang dari jangkauan distribusi barang, mulai melambungkan sejumlah harga barang. Kenaikan harga bakar minyak dan kebutuhan pokok cenderung tak terkendali.Harga bensin, contohnya. Jika semula Rp 4.500 dijual Rp 8.000 per liter. Harga solar dan minyak tanah dijual rata-rata Rp 7.000 per liter. "Harga ini lebih murah dibanding hari sebelumnya yang satu liter bensin Rp 15 ribu," kata Ridwan, pengecer bahan bakar di Kota Kuala Simpang. Mahalnya harga bensin, kata dia, karena stok langka. "Saya mendapat kiriman dari Langsa," ujar Ridwan.Menurut juru bicara Pertamina Divre I Sumatera Utara, Erika Fitri, distribusi bahan bakar minyak memang tersendat akibat putusnya jalur Sumatera Utara-Aceh oleh banjir bandag pada Jumat lalu. "Truk tangki pengangkut bahan bakar terhenti di Medan," katanya, Rabu siang ini.Sebanyak delapan truk tangki yang membawa sekitar 60 ribu kiloliter bahan bakar minyak, kata dia, tak bisa mengedrop ke pompa bensin yang meminta jatah pasokan."Termasuk dua pompa bensin di Aceh Tamiang yang sampai sekarang belum bisa dioperasikan karena tangkinya kemasukan air," ujarnya.Sementara itu, harga bahan pokok seperti beras yang semula Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per kilogram. Begitu pula dengan harga minyak, gula, dan sayuran di sejumlah pasar di Aceh Tamiang, harganya naik antara Rp 1.000-2.000.Imran MA