TEMPO Interaktif, Jakarta:Delegasi Indonesia di Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB tak memiliki agenda pertemuan dengan Suciwati. Saat ini Sidang Dewan di Jenewa masih dalam masa reses. "Kami tak dihubungi Suci untuk bertemu," kata Ketua Delegasi Indonesia di Dewan HAM, Makarim Wibisono ketika dihubungi Jumat petang.Suciwati, istri pejuang HAM Munir, sebelumnya menyatakan akan menemui Dewan HAM PBB. Sejak pekan lalu ia berada di Amerika Serikat untuk melakukan advokasi pengungkapan kasus kematian Munir yang tewas diracun di pesawat Garuda dalam penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam melalui Singapura pada 7 September 2004. Makarim menyatakan siap membantu Suciwati bertemu delegasi di Dewan HAM. Tapi, hingga kemarin belum ada permintaan pertemuan. Hingga berita ini ditulis, Suciwati maupun Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Usman Hamid belum dapat dihubungi. Telepon selular mereka tak aktif, pesan singkat yang dikirimkan pun tak mendapat respons. Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda yakin kasus Munir tak akan mengganggu hubungan bilateral dengan Amerika Serikat, apalagi sampai memunculkan embargo militer. Sebab dari tingkat pemerintah sampai detik ini belum ada pernyataan atau eksepresi yang dapat mengindikasikan terganggunya hubungan bilateral kedua negara. “Karena mereka tahu komitmen kita untuk menegakkan Hak Asasi Manusia dan komitmen kita untuk menyelidiki kasus ini sampai tuntas,” kata dia seusai melantik Direktur ASEAN di Gedung Pancasila Departemen Luar Negeri. Hal ini diperlihatkan dengan perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada polisi untuk melanjutkan penyelidikan kasus tersebut hingga tuntas. Namun, Hasan mengakui kasus kematian Munir bukan perkara mudah. Kalau pun beberapa anggota kongres Amerika memberikan perhatian serius atas kasus tersebut, Hassan menyatakan hal itu sah-sah saja. “Kalau prihatin sah-sah saja, kita juga prihatin. Kita juga ingin agar proses ini selesai,” katanya. Yophiandi | Titis Setianingtyas