TEMPO Interaktif, Denpasar:Reserse Polda Bali berkonsultasi dengan Bank Indonesia di Denpasar tentang alat-alat dan bahan pembuat uang dolar palsu, Jumat (11/1), yang disita dari Julus Karim, 28, warga Senegal dan Barnet Obrien, 24, asal Melawi. “Konsultasi bertujuan memastikan apakah bahan dan alat-alat itu bisa untuk membuat dolar palsu,” ujar Ajun Komisaris Besar Suyatmo, Kepala Dinas Penerangan Polda Bali, Jumat (11/1). Alat-alat yang dibawa kedua pria berkulit hitam itu antara lain cairan kimia dan berkas dasar kertas, juga buku petunjuk pembuatan uang palsu. "Pengalaman di daerah lain memang bisa dipakai membuat uang palsu," kata Suyatmo. Selain ke BI, polisi akan melakukan penelitian ke laboratorium forensik. Julus dan Barnet ditangkap aparat Polda Bali, 8 Januari lalu, karena kasus penipuan di Hotel Artawan, Kuta. Saat menggerebek kamar, polisi menemukan barang-barang tersebut. Kecurigaan muncul, bahwa satu koper kertas serta dua botol cairan kimia yang ditemukan itu bisa dipakai untuk memalsukan uang dolar hingga lima milliar. Tapi, agar sempurna dibutuhkan zat pewarna dari Singapura. Kedua pria asing itu juga dituduh menipu Antoius, warga Belanda di Kuta. Mereka berpura-pura menawarkan alat penangkap ikan seharga 22.500 dolar Amerika Serikat, yang hanya bisa dibeli di Negeri Paman Sam itu. Sebagai tanda jadi, Antonius memberi uang muka 6.000 dolar. Setelah sabulan, tersangka tidak memberi kabar, juga menolak mengembalikan uang. (Rofiqi Hasan - Tempo News Room)
Berita terkait
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
3 menit lalu
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.