Bandara Supadio Pontianak Ditutup Karena Asap

Reporter

Editor

Selasa, 17 Oktober 2006 22:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Akibat kabut asap yang makin pekat, semua jadwal penerbangan di Bandara Supadio Pontinak mulai Selasa (17/10) dibatalkan. Akibatnya ribuan calon penumpang, dari Pontianak dan yang akan ke Pontianak terlantar.General Manager PT Angkasa Pura II, Syamsul Bachri mengatakan tebalnya kabut asap menyebabkan jarak pandang sangat terbatas. Akibatnya hampir semua perusahaan penerbangan tidak mau mengambil risiko dan membatalkan penerbangan . "Kami melaporkan jarak pandang sekitar 200 meter, sehingga semua penerbangan terpaksa dibatalkan selama tiga hari mulai hari ini. Sambil menunggu perkembangan kabut asap," kata Syamsul.Syamsul menjelaskan, pesawat perintis menuju ke Kabupaten Ketapang juga membatalkan penerbangannya karena jarak pandang yang terbatas.Diungkap Syamsul, pada hari Senin (16/10) ada lima penerbangan yang membatalkan penerbangan yakni Batavia Air dengan satu penerbangan, Sriwijaya Air dengan dua penerbangan dan Adam Air dengan dua penerbangan, yang semuanya menuju Jakarta.Maskapai penerbangan Adam Air juga menunda penerbangan dari Jakarta ke Jambi pada Senin, karena asap yang menyelimuti Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi. Akibat gangguan asap jarak pandang pilot ke landasan Bandara Sultan Thaha sekitar 100 meter. Padahal jarak pandang minimalnya dua kilometer. Sedangkan penumpang yang seharusnya terbang ke Pontianak pada kedua jadwal yang ditunda itu sebanyak 260 orang.Seorang pegawai perusahan jasa pengiriman barang dan surat TIKI kepada TNR mengatakan, akibat kabut asap sejumlah pengiriman surat dan barang milik konsumen terpaksa ditunda hingga tanggal 27 Oktober mendatang. "Kami terpaksa menelpon kembali kepada pemilik barang dan surat, untuk memberitahukan bahwa barang dan suratnya terpaksa tidak bisa dikirim hingga tanggal 27 mendatang. Ini akibat perusahaan penerbangan banyak yang membatalkan penerbangan mungkin akibat kabut asap," ujar Yanti. Menurutnya, akibat banyaknya penundaan dan pembatalan pesawat, banyak barang konsumen yang terlantar dan tidak tepat waktu untuk dikirim. "Di gudang banyak barang yang menumpuk. Kami mempersilahkan konsumen untuk menarik kembali, jika mereka mau mengirim denga cara lain. Jika tidak ya, harus menunggu hingga tanggal 27 medatang," ujarnya.Dari pantauan TNR, sejumlah kawasan di Pontianak masihtampak kabus asap tebal. Banyak warga tampak menggunakan masker pelindung pernafasan. Dari mereka banyak mengaku sesak nafas dan mata perih jika berada di luar rumah tanpa menggunakan masker dan kacamata.Hujan gerimis sekitar pukul 18.00 dirasakan warga, namun hanya sesaat. Harry Daya

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

44 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

49 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya