Pejabat Bagi-bagi Bunga Deposito APBD Tanah Datar

Reporter

Editor

Kamis, 28 September 2006 12:41 WIB

TEMPO Interaktif, Padang:Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat menyidik kasus dugaan bagi-bagi bunga deposito Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanah Datar sebesar Rp 7 miliar. Jaksa penyidik Ferlandbang Sitorus, pagi tadi mengatakan sudah memeriksa sejumlah pejabat, namun belum ada yang dijadikan tersangka.Saksi yang diperiksa adalah bekas pejabat Sekretaris Daerah Tanah Datar, Sultani Wirman dan Nofriady Hamdi, serta Kepala Bagian Keuangan Adrion Nurdam dan mantan Kepala Bagian Keuangan Syafrizal Nura."Ada indikasi korupsi dalam kasus ini. Modus korupsinya pembagian bunga deposito kepada sejumlah pejabat dengan alasan sebagai upah pungut," ungkap Ferlandbang.Dia menjelaskan, sejak 2001 hingga 2004 pemerintah Tanah Datar mendepositokan dana APBD ke Bank BNI 46dan Bank Nagari di Batusangkar. Total dana yangdidepositokan sebesar Rp 70,7 miliar.Kejaksaan menaksir bunga deposito mencapai Rp 7 miliar. Uang inilah yang diduga dibagi-bagikan ke sejumlah pejabat dengan alasan upah pungut tanpa melalui prosedur penggunaan dana anggaran."Alasan upah pungut itu tidak bisa dibenarkan. Upah itu dalam Undang-Undang tentang Keuangan dan Perpajakan hanya ada pada aturan pemungutan pajak atau restribusi, tidak untuk APBD yang didepositokan," ujar Ferlandbang.Kejaksaan sudah menyita uang tunai Rp 102.143.800 dari kas Pemerintah Kabupaten Tanah Datar dan surat dan tanda terima berkaitan dengan kasus ini.Febrianti

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

22 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

23 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

2 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

13 hari lalu

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

PT PLN (Persero) mengklaim sukses menyediakan pasokan listrik andal selama periode siaga Ramadan dan Idul Fitri 1445.

Baca Selengkapnya

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

14 hari lalu

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

Dokter penyakit dalam menyebut masyarakat perlu memelihara kesehatan usai Lebaran melalui cara paling mudah, yaitu SANTAI. Cek maksudnya.

Baca Selengkapnya

Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

16 hari lalu

Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

Ratusan narapidana korupsi mendapat remisi Idul Fitri termasuk Setya Novanto dan Djoko Susilo.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

17 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

17 hari lalu

Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

17 hari lalu

Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

Ketua PBNU Kiai Haji Ahmad Fahrur Rozi meminta polemik soal gelar habib dihentikan. Sudah mengarah jadi politisasi SARA.

Baca Selengkapnya